World Day Hijab di Kepolisian New York Amerika Serikat

Imam Shamsi Ali saat menghadiri World Day Hijab di Kepolisian New York Amerika Serikat. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh Imam Shamsi Ali

ADA situasi di masa lalu di mana Saudari-Saudari (our sisters) di berbagai instansi, baik di pemerintahan maupun swasta dan di masyarakat luas, menghadapi tantangan yang tidak mudah ketika mempraktekkan agamanya. Salah satunya adalah ketika mereka ingin konsisten menggunakan hijab dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Saya masih ingat ketika terjadi peristiwa Nine Eleven (9/11) di tahun 2001, betapa berat bagi Saudari-Saudari kita melaksanakan kewajiban agamanya ini (hijab). Mereka berada di garis terdepan dan paling nampak mewakili Komunitas Muslim dengan identitas keislaman atau hijab mereka. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami serangan, hinaan, bahkan kekerasan akibat kesalahpahaman terhadap Islam yang dikaitkan dengan terorisme.

Alhamdulillah di ujung terowongan panjang yang gelap gulita itu mulai menampakkan sinarnya. Melalui usaha-usaha dan perjuangan Komunitas Muslim yang tidak kenal lelah, Allah menghadirkan perubahan itu. Tanpa mengingkari masih adanya kesalahpahaman dan Islamophobia masyarakat Amerika semakin paham dan menerima Islam. Instansi-instansi pemerintahan dan non pemerintahan juga semakin membuka diri menerima kehadiran Islam dan komunitas Muslim dengan identitasnya.

Salah satu institusi Pemerintahan yang begitu terbuka menerima kehadiran Islam adalah Kepolisian New Kota atau NYPD (New York Police Department). Tidak kurang dari dua ribuan anggota Kepolisian New York atau NYPD yang beragama Islam. Termasuk di dalamnya Polisi-Polisi Wanita (Polwan) yang memakai hijab. Konon kabarnya ada sekitar seratusan Polwan di NYPD yang berhijab.

Saya sendiri hingga kini adalah City Wide NYPD Community Liaison. Posisi non struktural yang menjadi jembatan antara Kepolisian dan masyarakat. Bahkan saya pernah  menjadi pengajar atau lebih populer sebagai pelatih (trainer) di Academy Kepolisian New York dalam bidang budaya Islam. Tugas ini saya jalani tidak kurang dari 15 tahunan.

Kedekatan saya dengan NYPD sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Kebetulan sayalah yang diminta mewakili Komunitas Muslim dalam banyak perhelatan besar di Kota New York pasca 9/11. Salah satu yang saya inisiasi atau tepatnya usulkan dan diterima adalah apa yang hari ini disebut Seminar in Welcoming Ramadan. Alhamdulillah saat ini bukan saja penyambutan Ramadhan. Tapi NYPD juga mengadakan Sholat Jumatan di NYPD headquarter (Kantor Pusat).

Ada masa-masa hubungan antara NYPD dan Komunitas mengalami setback atau kemunduran. Salah satunya ketika ada program Citywide surveillance atau apa yang dianggap sebagai kegiatan memata-matai Komunitas Muslim di Kota New York dengan kamera. Bahkan beberapa kali didapatkan adanya mata-mata (jasus) yang masuk ke tengah-tengah Komunitas Muslim. Bahkan belakangan saya dapati beberapa kutipan ceramah dan khutbah saya menjadi bagian dari laporan Intelijen di Kepolisian New York.

Alhamdulillah semua itu berlalu dengan sendirinya. Dalam merespon situasi seperti di atas saya justeru menekankan pentingnya semakin dekat dalam membangun relasi dengan kepolisian. Bahkan mendorong Komunitas Muslim untuk menjadi bagian dari institusi yang penting ini. Posisi saya ini sempat dianggap kontroversial apalagi sebagian pemimpin Komunitas Islam (Imam-Imam) ketika itu memilih memboikot Kepolisian Kota New York.

Alhamdulillah selebrasi Hari Hijab Dunia (World Hijab Day) hari ini memasuki tahun ketiga. Sejak dimulainya tiga tahun lalu, acara ini dihadiri oleh petinggi-petinggi kepolisian, termasuk kepala kepolisian New York (NYPD Commissioner). Hal yang menunjukkan jika Islam semakin berkembang dan menjadi bagian dari agama mainstream di kota New York dan Amerika.

Semoga Allah memudahkan dan janji kemenangan itu akan menjadi kenyataan, insyaAllah!

Manhattan, 3 Januari 2025.

Penulis adalah Direktur Jamaica Muslim Center/Chaplain at NYCHHC/Bellevue Amerika Serikat. Artikel ini dijapri penulis ke J5NEWSROOM.COM, Selasa 4 Februari 2025.