Trump Bertekad “Segera” Berunding untuk Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina

Kombinasi foto: Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin (foto: dok)

J5NEWSROOM.COM, Washington DC – Pada Rabu, 12 Februari 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk segera memulai negosiasi dengan pemimpin Ukraina guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun. Trump menyatakan bahwa ia akan segera menghubungi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk memberitahukan tentang pembicaraan tersebut. Ia juga menginstruksikan sejumlah pejabat, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, dan Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz, untuk memimpin negosiasi yang diyakini akan berhasil.

Trump tidak merinci syarat-syarat yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina. Namun, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menegaskan bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina tidak dianggap sebagai hasil yang realistis dari penyelesaian yang dinegosiasikan oleh Amerika Serikat.

Selain itu, Utusan Khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, memuji hubungan erat Trump dengan Presiden Putin dan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sebagai kunci dalam pembebasan warga negara AS Marc Fogel dari tahanan Rusia. Fogel, yang telah ditahan sejak Agustus 2021 karena membawa ganja medis ke Rusia, dibebaskan pada malam 11 Februari 2025. Trump menyambut Fogel di Gedung Putih dan menyebutkan bahwa pembebasan tersebut merupakan tanda baik bagi hubungan kerja antara Trump dan Putin ke depan.

Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan Rusia sedang menegosiasikan pertukaran tahanan, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai perjanjian tersebut. Ia menyebutkan bahwa pembebasan Fogel adalah tanda itikad baik dari Rusia dan sebuah langkah menuju penyelesaian konflik yang telah mengakibatkan banyak korban jiwa di Ukraina.

Trump, yang sebelumnya berjanji untuk menjadi perantara dalam penyelesaian perang di Ukraina, berkomitmen untuk terus berupaya membebaskan warga Amerika yang ditahan di luar negeri, termasuk dalam kasus Fogel dan enam warga AS yang baru-baru ini dibebaskan dari Venezuela.

Editor: Agung