Produsen Senjata Jerman Sambut ‘Era Persenjataan Kembali’ Eropa

Para pekerja di pabrik senjata Rheinmetall, di kota Unterluess, Jerman utara (ilustrasi).

J5NEWSROOM.COM, Produsen senjata Jerman, Rheinmetall, menyatakan pada Rabu bahwa meningkatnya belanja militer di Eropa dan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat memberikan peluang besar bagi industri pertahanan.

CEO Rheinmetall, Armin Papperger, menyebut bahwa Eropa memasuki era baru dalam penguatan pertahanan yang menuntut kesiapan lebih dari semua pihak. Menurutnya, situasi ini membuka peluang pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sektor industri pertahanan.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih menimbulkan ketidakpastian terhadap komitmen AS dalam menjamin keamanan Eropa. Hal ini mendorong banyak negara di benua tersebut untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka. Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 juga semakin mempercepat penguatan militer di Eropa, menjadikan Rheinmetall sebagai salah satu perusahaan yang paling diuntungkan.

Rheinmetall melaporkan bahwa total penjualannya meningkat dari 7,2 miliar euro pada tahun sebelumnya menjadi 9,8 miliar euro atau sekitar 10,7 miliar dolar AS pada 2024, naik 36 persen. Keuntungan dari sektor bisnis pertahanan bahkan melonjak hingga 50 persen dalam setahun.

Meskipun perusahaan-perusahaan pertahanan Eropa masih tertinggal dalam ukuran dibandingkan pesaing mereka di AS, kenaikan belanja militer di Eropa berpotensi membawa sektor ini ke tingkat yang lebih tinggi. Papperger menyebut kebijakan baru Washington sebagai perubahan paradigma yang memaksa Eropa untuk berinvestasi lebih besar di bidang pertahanan.

Jerman menjadi salah satu negara yang paling agresif dalam meningkatkan kapasitas pertahanannya setelah bertahun-tahun mengalami kekurangan investasi di sektor tersebut. Kanselir Jerman, Friedrich Merz, telah mengumumkan rencana mobilisasi ratusan miliar euro untuk belanja pertahanan dan infrastruktur.

Peningkatan anggaran ini dinilai cukup besar untuk menjadikan industri pertahanan sebagai penggerak utama lapangan kerja di Jerman. Perusahaan-perusahaan pertahanan mulai memperluas kehadiran mereka di negara itu dalam skala yang belum pernah terlihat selama beberapa dekade terakhir.

Produsen tank Prancis-Jerman, KNDS, baru-baru ini mengambil alih bekas kawasan industri kereta api di kota Goerlitz, sementara perusahaan pertahanan Jerman, Hensoldt, mempertimbangkan untuk merekrut karyawan dari pemasok mobil seperti Continental dan Bosch.

Sektor manufaktur tradisional Jerman mengalami tekanan dalam beberapa tahun terakhir akibat tingginya biaya energi dan meningkatnya persaingan global. Tren ini juga terlihat di Rheinmetall, di mana bisnisnya di sektor sipil belum mengalami pertumbuhan yang sama pesatnya dengan sektor pertahanan.

Sebagai respons terhadap lonjakan permintaan amunisi, Rheinmetall tengah mempertimbangkan untuk mengalihkan dua pabrik di Jerman dari produksi suku cadang mobil ke manufaktur amunisi.

Untuk 2025, Rheinmetall memperkirakan total pendapatannya akan meningkat 25 hingga 30 persen, sementara bisnis pertahanannya sendiri bisa tumbuh hingga 35 hingga 40 persen.

Editor: Agung