
J5NEWSROOM.COM, Tanjungpinang – Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) ke-XI tingkat Provinsi Kepulauan Riau secara resmi dibuka pada Sabtu (21/6/2025) malam di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang. Acara pembukaan berlangsung semarak namun tetap khidmat, menandai dimulainya ajang religius yang mempertemukan para kafilah dari seluruh kabupaten dan kota di Kepri.
Pembukaan diawali dengan parade defile dari masing-masing kontingen. Seremoni juga diwarnai dengan penyerahan piala bergilir oleh Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, kepada Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, yang kemudian menyerahkannya kepada Ketua LPTQ Provinsi Kepri, Nyanyang Haris Pratamura.
Tahun ini, STQH mengusung tema “Kafilah Bermartabat, STQH Membawa Berkah”, yang mencerminkan semangat menjadikan ajang ini tidak sekadar perlombaan, melainkan sarana membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat.
Puncak acara pembukaan ditandai dengan pengibaran bendera LPTQ yang diiringi Hymne MTQH oleh Paskibraka Kesbangpol. Penampilan marching band Tunas Gurindam Corps dari Kwarda Kepri turut menyemarakkan suasana.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dalam sambutannya menegaskan bahwa STQH bukan hanya ajang seleksi dan unjuk kemampuan membaca atau menghafal Al-Qur’an, tetapi juga wujud dari misi kultural dan spiritual umat Islam di tengah perubahan zaman.
“Para peserta hadir sebagai duta Al-Qur’an. Mereka tidak hanya membawa semangat kompetisi, tetapi juga tanggung jawab menyampaikan pesan-pesan luhur Islam kepada masyarakat,” kata Ansar.
Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan STQH merupakan bagian dari strategi Pemerintah Provinsi Kepri dalam memperkuat fondasi religius masyarakat, terutama di era digital yang penuh tantangan.
“Di tengah arus informasi yang deras, kita harus menjaga agar cahaya nilai-nilai Islam tidak padam. STQH adalah salah satu bentuk ikhtiar itu,” ujarnya.
Sebagai bagian dari pembinaan keagamaan yang berkelanjutan, Pemprov Kepri telah mengirimkan 50 mubaligh ke wilayah hinterland, serta memberikan insentif kepada lebih dari 13.000 guru dan penyuluh agama.
“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak di pulau-pulau terpencil pun memiliki akses terhadap pendidikan Al-Qur’an. Tidak boleh ada yang tertinggal,” tegas Ansar.