
J5NEWSROOM.COM, Batam – Di balik lantunan ayat-ayat suci yang lembut dari bibir seorang perempuan muda, tersimpan ketekunan bertahun-tahun dan cinta mendalam pada Al-Qur’an. Ia adalah Sri Rahayu Lestari Putri, alumni Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Kepulauan Riau, yang kini akan menapaki panggung Musabaqah Hifzhil Qur’an Internasional di Minnesota, Amerika Serikat, mewakili Indonesia dalam cabang tahfizh 30 juz.
Ajang prestisius ini akan berlangsung pada 1–7 Juli 2025, dan kehadiran Sri bukan sekadar sebagai peserta, melainkan simbol bahwa generasi Qur’ani dari Indonesia, dari pulau-pulau kecil sekalipun, mampu menembus batas dunia.
Sri lahir di Tanjung Samak, Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 15 Agustus 1999. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan suara-suara ayat suci. Di tengah kesederhanaan, Sri menemukan kekuatan dalam hafalan. Ia lalu melanjutkan pendidikan di STIQ Kepri, dan menjadi bagian dari angkatan kelima kampus berbasis Qur’ani tersebut.
Sifatnya tenang dan pendiam, namun daya juangnya tak perlu diragukan. Selain dikenal sebagai pribadi yang tekun, Sri juga memiliki hobi olahraga dan mendesain ruangan — dua hal yang ia gunakan untuk menyeimbangkan aktivitas akademik dan spiritualnya.
Prestasi Tak Terduga
Bagi Sri, Amerika bukan panggung internasional pertamanya. Pada tahun 2023, ia telah lebih dulu mencatatkan prestasi dengan menembus Musabaqah Hifzhil Qur’an Internasional di Iran, dan meraih peringkat keempat dunia.
Namun, keterpilihannya ke ajang internasional di Amerika tahun ini tetap menjadi kejutan manis, bahkan bagi kampusnya sendiri.
Wakil Direktur STIQ Kepri Dr Zufriyatun tak dapat menyembunyikan rasa bangga atas capaian tersebut. “Setiap tahun, perolehan prestasi STQ maupun MTQ di tingkat kota dan provinsi oleh mahasiswa STIQ sangat mendominasi. Bahkan, tahun 2024, salah satu mahasiswa kami meraih juara 1 MTQ tingkat internasional di Malaysia,” papar
Zufriyatun.
Namun, lanjut Zufriyatun, nama Sri Rahayu dalam daftar peserta internasional Amerika datang di luar dugaan.
“Terpilihnya Sri Rahayu ke Amerika Serikat sebenarnya di luar ekspektasi. Kami tidak menduga kemampuan tahfizh 30 juz yang ia miliki bisa mengantarkannya sejauh ini. Semoga ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi adik-adik kelasnya, bahwa ketekunan dan kesungguhan akan memanen buah yang manis,” ucapnya.
STIQ Kepri, sebagai kampus Al-Qur’an di wilayah perbatasan, terus melahirkan kader-kader muda penghafal Qur’an yang tak hanya tangguh secara hafalan, namun juga siap tampil di ruang publik global.
“Ini bukan soal kompetisi semata,” kata Sri Rahayu lembut. “Ini tentang membawa cahaya Al-Qur’an ke mana pun langkah kaki pergi.”
“Jika kita menjaga Al-Qur’an, maka Al-Qur’an akan menjaga hidup kita,” tegas Sri Rahayu Lestari Putri
Dosen-dosen di kampus pun melihat Sri sebagai pribadi yang konsisten, rendah hati, dan tak pernah lelah memperjuangkan Al-Qur’an. Di tengah pujian, ia tetap menganggap semua pencapaian hanyalah titipan dari Allah.
Keberangkatan Sri ke Amerika bukan sekadar membawa nama kampus atau daerah asalnya. Ia membawa nama Indonesia, dan harapan besar umat Islam bahwa para pemuda penghafal Qur’an bisa menjadi duta perdamaian, akhlak, dan kebaikan di panggung dunia.
STIQ Kepri, dalam pernyataan resminya, turut mendoakan keberhasilan Sri. “Semoga Allah SWT memberikan kelancaran, kekuatan, dan keberkahan dalam mengikuti musabaqah ini. Semoga juga menjadi inspirasi bagi seluruh santri dan mahasiswa Qur’ani lainnya untuk terus mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an.”
Editor: Agung

