Desa Harus Jadi Subjek Utama Kemandirian Energi Nasional, Nasky Apresiasi Langkah Menteri ESDM

Ilustrasi Pengerjaan Listrik Daerah. (Foto: Ist)

J5NEWSROOM.COM, Langkah cepat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk mempercepat penyediaan listrik di desa-desa patut diapresiasi sebagai langkah strategis dalam mewujudkan keadilan sosial dan kemandirian energi nasional.

Analis politik sekaligus pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, menyebut masih ada sekitar 6.700 desa di Indonesia yang belum menikmati akses listrik, setara dengan 1,3 juta rumah tangga. Ia menilai kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat data pada 2024 menunjukkan masih terdapat 10.020 desa tertinggal, termasuk 3.920 desa yang dikategorikan sangat tertinggal.

“Komitmen Pak Bahlil sangat visioner dan menunjukkan kepedulian tinggi terhadap masyarakat kecil. Ini bukan sekadar proyek fisik, tapi wujud kehadiran negara untuk membebaskan desa dari keterbelakangan,” kata Nasky, Kamis, 10 Juli 2025.

Menurut alumni Indef School of Political Economy ini, listrik menjadi kebutuhan fundamental bagi kehidupan masyarakat desa. Tanpa listrik, anak-anak kesulitan belajar di malam hari, puskesmas tidak bisa beroperasi optimal, dan roda ekonomi desa tersendat. Ia menegaskan bahwa pemerataan listrik bukan hanya pembangunan infrastruktur, tetapi amanat konstitusi dan bentuk nyata keadilan sosial.

“Pembangunan desa melalui listrik adalah gerakan moral pemerintah yang harus kita dukung bersama. Listrik bukan cuma cahaya, tapi harapan bagi masa depan generasi muda di pelosok negeri,” lanjutnya.

Nasky juga menilai bahwa kebijakan Bahlil selaras dengan visi besar Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan Asta Cita, yang menekankan pembangunan dari desa dan pinggiran. Oleh karena itu, desa harus menjadi subjek utama dalam agenda kemandirian energi dan ekonomi nasional.

“Desa harus menjadi pusat transformasi ekonomi. Sudah saatnya desa tidak hanya dipandang sebagai objek pembangunan, tetapi menjadi pemain utama dalam swasembada energi nasional,” tegasnya.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung langkah Menteri ESDM dalam merealisasikan Indonesia yang adil dan makmur. Hal ini, kata dia, juga sejalan dengan tekad Presiden Prabowo untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan menyejahterakan masyarakat desa.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mewujudkan swasembada energi nasional dalam waktu lima hingga enam tahun ke depan. Hal ini disampaikannya saat menghadiri peletakan batu pertama ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, pada 29 Juni 2025.

“Saya diberi tahu para pakar, bangsa kita bisa swasembada energi. Hitungan saya, lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa mewujudkannya,” ujar Prabowo kala itu.

Editor: Agung