
J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Sebuah suara hangat menyapa di ujung sambungan telepon Sabtu siang, 12 Juli 2025. Di seberang, Dr Aqua Dwipayana, pakar komunikasi dan motivator nasional, mengucapkan selamat atas penunjukan seorang sahabat lamanya sebagai Direktur Utama Perum Bulog yang baru: Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani.
“Terima kasih banyak, Uda Aqua. Mohon doa dan dukungannya agar saya sukses melaksanakan amanah sebagai Dirut Perum Bulog,” ujar Rizal dengan nada rendah hati namun tegas.
Pengangkatan ini menandai babak baru dalam perjalanan pengabdian jenderal bintang dua tersebut. Dari lorong-lorong operasi militer hingga meja manajemen logistik nasional, langkah Rizal menyiratkan semangat yang konsisten: mengabdi untuk negeri, di mana pun medan tugasnya.
Pertemuan terakhir Rizal dan Dr Aqua terjadi hampir tiga pekan sebelumnya, di Merauke, Papua Selatan. Saat itu, Sabtu 21 Juni 2025, keduanya bertemu dalam suasana yang akrab dan penuh diskusi strategis. Dr Aqua tengah mendampingi Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman dalam kunjungan ke wilayah perbatasan tersebut. Di sela kegiatan resmi, obrolan hangat terjadi antara dua sahabat lama itu.
Di meja makan sederhana, Rizal mulai membuka wacana tentang masa depan karirnya. Bukan sekadar rencana pensiun atau rotasi tugas militer, tetapi arah baru yang lebih sipil: masuk ke dunia manajemen pangan nasional.
“Bangsa ini memerlukan pengabdian di semua lini. Kalau amanah itu datang, saya siap menjalaninya,” kata Rizal kala itu kepada Dr Aqua, yang hanya tersenyum dan menepuk bahunya pelan.
Menjaga Ketahanan Pangan
Sebelum diangkat sebagai Dirut Perum Bulog, Mayjen Rizal memegang peran penting sebagai Komandan Satuan Tugas Ketahanan Pangan. Sebuah jabatan strategis yang mempertemukannya langsung dengan masalah nyata masyarakat: harga bahan pokok, distribusi logistik, dan ketahanan pangan nasional yang kini menjadi prioritas utama pemerintah.
Dalam posisi itu, Rizal tak hanya mengandalkan pendekatan militeristik, tetapi juga kemampuan manajerial dan komunikasi yang baik. Ia dikenal dekat dengan para petani, distributor, hingga pengambil kebijakan di pusat. Karier militernya memang panjang, tapi tak kaku. Ia fleksibel, adaptif, dan mau belajar dari siapa saja.
“Mas Rizal bisa mengabdi di mana saja. Utamanya buat kemajuan bangsa dan negara,” ujar Dr Aqua saat mengenang percakapannya. “Yang penting adalah niat tulusnya untuk melayani rakyat.”
Kini sebagai orang nomor satu di tubuh Perum Bulog, Rizal memanggul tanggung jawab besar. Bukan hanya soal menjaga pasokan beras, tetapi juga membenahi sistem distribusi pangan agar lebih efisien dan adil. Dengan latar belakang militer dan pengalaman lapangan, Rizal diyakini mampu menghadirkan perubahan signifikan.
Namun, sebagaimana diungkapkannya kepada Dr Aqua, semua itu butuh dukungan. “Saya tidak bisa sendiri. Mohon doa dan dukungan dari semua pihak,” katanya. Ucapan itu terdengar jujur dari seorang pemimpin yang paham bahwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan, tapi tanggung jawab kolektif.
Indonesia kini menghadapi tantangan serius di sektor pangan, mulai dari dampak perubahan iklim, harga global yang fluktuatif, hingga tantangan infrastruktur. Di tengah situasi tersebut, hadirnya pemimpin yang berlatar belakang ketahanan nasional seperti Rizal diharapkan bisa memperkuat posisi Bulog sebagai ujung tombak negara dalam urusan pangan rakyat.
“Alhamdulillah, saya bersyukur atas kepercayaan ini. Semoga Allah SWT meridhoi langkah saya,” ucap Rizal menutup percakapan dengan Dr Aqua, sebelum ia melanjutkan perjalanannya ke Solo sore itu.
Kini, di balik meja kerja barunya di kantor pusat Perum Bulog, tantangan demi tantangan menanti. Namun dengan semangat pengabdian yang tak pernah padam, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani siap membawa Bulog menuju era baru: lebih kuat, lebih strategis, dan lebih berpihak pada rakyat.
Editor: Agung

