
BERKENDARA sendiri di Indonesia, tentulah hal biasa. Tetapi, menyetir mobil sewaan di luar negeri sejauh ratusan kilometer, dengan rute yang masih belum sepenuhnya dikuasai, tentulah menjadi sensasi tersendiri. Ya, sensasi yang dapat memicu adrenalin dan menorehkan pengalaman perjalanan yang penuh cerita.
Untungnya, menyetir mobil di Australia setir di sebelah kanan dan berkendara di jalur kiri, sama seperti di Indonesia. Bagaimana kisahnya?
Berikut penuturan pengalaman pengusaha kuliner Jakarta, Akbar, kepada wartawan J5NEWSROOM.COM Alia Safira, usai berkendara sendiri dari Sydney ke Canberra Australia, pulang pergi.
Biasanya saat berkunjung ke Sydney, saya menggunakan taksi dari bandara menuju hotel di kawasan Darling Harbour dengan biaya sekitar Rp1.000.000. Untuk mobilitas sehari-hari, saya biasa menggunakan Uber dengan tarif sekitar AUD 30–60 sekali jalan. Bila harus mengunjungi empat titik dalam satu hari, biaya transportasi bisa mencapai Rp2–3 juta. Tentu saja, biaya ini bisa ditekan bila menggunakan tram atau bus—asalkan memiliki waktu yang lebih fleksibel.

Namun, kali ini, atas saran anak saya, Nisya Yalkivia, alumni FISIP UI Kelas Internasional yang lanjut ke University of Queensland lalu menetap dan bekerja di Brisbane, saya mencoba menyewa mobil setibanya di Bandara Sydney. Biaya sewa mobil per hari sekitar Rp800.000. Setelah check-in di hotel, saya langsung menggunakan mobil tersebut untuk mengunjungi beberapa tempat menarik di sekitar Sydney.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menyewa Mobil
Hal penting yang perlu diperhatikan saat menyewa mobil adalah biaya parkir. Di beberapa tempat, tarif parkir bisa mencapai AUD 35–50 per jam (AUD 1 = ±Rp10.000). Setelah tiga jam, parkir biasanya dikenakan tarif harian. Jika menginap di hotel, tarif parkir malam hari bervariasi tergantung lokasi, mulai dari AUD 30–50.
BACA JUGA: Wisata Kuliner Makanan Halal dan Menikmati Surganya Seafood di Sydney
Menyewa mobil memang lebih efisien untuk perjalanan jarak jauh. Misalnya, saat di Brisbane, kami mengunjungi Gold Coast yang berjarak sekitar 80 km. Di sepanjang perjalanan, banyak tempat menarik seperti Warner Bros. Movie World dan kawasan pemukiman mayoritas Aborigin serta warga Melanesia yang bisa disinggahi.
Begitu juga saat menyewa mobil di Perth, Australia Barat—kami berkendara ke Fremantle (jarak 30 km), serta mengunjungi Hillarys Boat Harbour, pelabuhan kapal pribadi dan wisata menuju Rottnest Island, habitat hewan endemik khas Australia.

Perjalanan Darat Sydney–Canberra
Kali ini saya mencoba perjalanan darat cukup jauh, dari Sydney menuju ibu kota Australia, Canberra, yang berjarak sekitar 286 km. Namun, agar perjalanan lebih berkesan, kami menambahkan beberapa destinasi menarik dalam rute tersebut.
BACA JUGA: Dua Malam Wiskul di East Street Brisbane Mencicipi 12 Menu Mancanegara
1. Windsor (57 km dari Sydney)
Perjalanan dimulai pagi hari dari hotel di Darling Harbour menuju Windsor, kota kecil yang bersejarah dan tenang. Kami mengunjungi kerabat bernama Mr. Khaled, yang sudah berusia 92 tahun namun masih sehat dan menyetir sendiri. Beliau berasal dari Libanon dan telah tinggal di Windsor sejak 1980. Kota yang berdiri sejak 1791 ini memiliki penduduk sekitar 20.000 jiwa dan terkenal karena keramahan warganya.
2. Blue Mountains (31 km dari Windsor)
Selanjutnya, kami melanjutkan ke Blue Mountains, yang berada di ketinggian 1.360 meter. Di bulan Juni, suhu di sana bisa mencapai 3°C. Karena suasananya sejuk dan asri, idealnya menginap semalam di sini. Kota ini populer di kalangan turis lokal untuk kegiatan hiking dan camping. Setelah menikmati makan siang khas Australia berupa fish and chips dengan ikan barramundi, kami melanjutkan perjalanan.
BACA JUGA: Menikmati Alam Australia Barat: Interaksi Langsung dengan Satwa Liar di Habitat Aslinya
3. Berrima (129 km dari Blue Mountains)
Di tengah perjalanan menuju Canberra, kami tergoda keluar tol saat melihat tanda kota Berrima yang memiliki benteng kuno. Kota kecil ini didirikan tahun 1830 dan pernah berkembang pesat karena proyek rel kereta api. Kini hanya tersisa sekitar 250 penduduk. Bangunan bersejarah seperti pengadilan, gereja, dan penjara masih dipertahankan. Bahkan terdapat restoran dan museum yang dikelola oleh keturunan Surveyor General Thomas Mitchell, pendiri kota ini.

4. Menuju Canberra (162 km dari Berrima)
Kami kembali masuk tol dan melanjutkan perjalanan ke Canberra. Sepanjang jalan, kami singgah di beberapa rest area. Uniknya, rest area di Australia benar-benar hanya untuk beristirahat, dengan fasilitas terbatas seperti toilet umum atau kedai kopi keliling. Di sisi jalan, kami melihat banyak hewan endemik seperti kanguru, wombat, possum, dan rubah yang tertabrak kendaraan—biasanya akan dibersihkan oleh petugas keesokan harinya.
BACA JUGA: Catatan Perjalanan Dua Minggu Menikmati Winter Eropa Barat, dari Roma ke Amsterdam Sejauh 2.500 Km
Kami tiba di Canberra menjelang sore dan sempat mampir ke Kmart untuk membeli kebutuhan harian.
Menginap di Canberra
Jangan bayangkan ibu kota Australia seperti Jakarta. Canberra hanya memiliki sekitar 500.000 penduduk dan baru dibangun tahun 1913 sebagai kompromi antara Sydney dan Melbourne yang keduanya ingin menjadi ibu kota. Di sinilah para pejabat tinggi Australia, termasuk Perdana Menteri, tinggal dan bekerja.
Hotel tempat kami menginap cukup unik. Tidak ada petugas resepsionis—semua proses dilakukan secara mandiri. Setelah pembayaran dengan kartu kredit, kartu akses kamar langsung keluar dari mesin. Restoran pun dalam kondisi menyala dengan musik, tapi tanpa staf. Saat check-out, cukup masukkan kartu ke mesin yang sama.

Kembali ke Sydney
Keesokan paginya, setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Sydney sejauh 195 km. Di tengah perjalanan, kami singgah di kota kecil Marulan yang dibangun pada 1868 dan hanya memiliki 2.000 penduduk. Sayangnya, tidak ada restoran atau hotel yang menarik, hanya pom bensin.
BACA JUGA: Menikmati Sajian Kuliner di Tengah Keindahan Alam Australia Barat
Setelah dua jam perjalanan, kami kembali tiba di Sydney. Sebelum mengembalikan mobil, bensin harus diisi penuh sesuai ketentuan. Setelah memarkir mobil di basement hotel, kami berjalan kaki menikmati area sekitar Darling Harbour.
Menutup Perjalanan dengan Seafood Segar
Salah satu destinasi wajib di Sydney adalah Sydney Fish Market. Di sini tersedia berbagai jenis seafood segar seperti snow crab, sea urchin, dan banyak lagi. Di restoran Peter’s yang terkenal, hampir semua stafnya adalah orang Indonesia. Begitu melihat kami, mereka langsung menyapa dalam bahasa Indonesia dan menawarkan menu.
Editor: Saibansah

