
J5NEWSROOM.COM, Makassar – Waktu masih menunjukkan pukul 06.15 WITA saat pesawat Garuda Indonesia GA 604 dari Jakarta mendarat mulus di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan, Senin (28/7/2025). Di antara para penumpang, seorang pria setengah baya berperawakan tenang dan bersahaja melangkah keluar dari pintu kedatangan. Duduk di kursi 6H, ia menjadi salah satu penumpang pertama yang keluar dari pesawat.
Dialah Dr Aqua Dwipayana, pakar komunikasi dan motivator nasional yang telah dikenal luas karena kiprahnya membagikan semangat dan inspirasi di berbagai institusi, mulai dari pemerintahan, militer, hingga korporasi. Namun pagi itu, ia bukan hanya seorang narasumber yang akan berbicara. Ia adalah seorang tamu istimewa, dan sang tuan rumah telah menunggu.
Tampak berdiri tegap di antara para penjemput, seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang bersahaja namun memancarkan wibawa. Ia adalah Marsma TNI Wahyu Priyo Budi Sulistiyo, Kepala Oditurat Militer Tinggi (Kaodmilti) IV Makassar. Dengan senyum tulus, ia menyambut kedatangan tamunya. Mendampinginya, Wakil Kaodmilti IV, Kolonel Chk Ganis Sanjaya, serta sang ajudan muda, Serda Muhammad Afiq Fauzan Alfaridzi, turut hadir menyambut.
“Selamat datang, Pak Aqua. Terima kasih atas kesediaannya hadir dan memotivasi kami serta istri-istri anggota,” ujar Marsma Wahyu hangat, sembari menjabat erat tangan tamunya.
Sambutan itu bukan basa-basi formal. Ia memancarkan ketulusan dan komitmen untuk benar-benar melayani. Sebuah nilai luhur yang semakin langka, terlebih dari seorang perwira tinggi militer yang biasanya lebih banyak dilayani daripada melayani.
Tak menunggu lama, rombongan langsung bergerak menuju Hotel Mercure Makassar Nexa Pettarani. Selama perjalanan, perbincangan mengalir akrab. Tak ada jarak antara perwira tinggi dan tamunya. Tak ada pula formalitas yang berlebihan. Yang ada hanya semangat bersinergi demi kebaikan bersama.
Setelah beristirahat sejenak di hotel, Dr Aqua kemudian diajak langsung ke kantor Oditurat Militer Tinggi IV Makassar. Di sinilah acara inti berlangsung: Sharing Komunikasi dan Motivasi bersama jajaran Oditurat Militer dan istri-istri mereka. Acara yang bukan sekadar rutinitas pelatihan, tetapi menjadi momen untuk menyalakan semangat, menguatkan visi, dan mempererat kebersamaan.
Marsma Wahyu sendiri hadir sepanjang acara, tidak hanya sebagai pejabat tertinggi, tetapi juga sebagai peserta aktif. Ia menunjukkan keteladanan dalam mendengarkan, mencatat, dan meresapi setiap pesan yang disampaikan.
Bagi Dr Aqua, pengalaman ini meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Sudah sering ia diundang berbicara di berbagai instansi militer. Namun, sambutan dan pelayanan yang ia terima dari Marsma Wahyu berbeda. Ia menyaksikan langsung bagaimana seorang jenderal udara memperlakukan tamunya dengan penuh totalitas, dari menyambut di bandara, mendampingi selama kegiatan, hingga memastikan semua kebutuhan tamu terpenuhi.
“Saya sangat terkesan pada Pak Wahyu. Keteladanan beliau dalam hal pelayanan kepada tamu begitu luar biasa. Tidak berlebihan jika saya sebut ini sebagai teladan yang patut ditiru,” ungkap Dr Aqua.
Dalam budaya militer yang kerap sarat protokoler dan hirarki kaku, apa yang dilakukan Wahyu adalah sebuah soft leadership yang menyentuh. Ia hadir bukan hanya sebagai atasan, tetapi sebagai pelayan—pemimpin yang tak segan turun tangan langsung.
Sebagai ayah dari empat anak, Marsma Wahyu dikenal tidak hanya tegas dalam tugas, tetapi juga penuh perhatian dalam relasi. Kepedulian itu ia bawa pula ke ranah profesionalnya. Sebuah kepemimpinan yang membumi dan menyentuh hati.
Apa yang dilakukan Marsma Wahyu bukan hanya soal menyambut tamu. Lebih dari itu, ia sedang menunjukkan nilai dasar seorang pemimpin: rendah hati dan melayani. Dalam era kepemimpinan modern, nilai-nilai ini menjadi kunci dalam membangun organisasi yang sehat dan harmonis.
Totalitasnya melayani Dr Aqua, sosok yang juga telah menginspirasi jutaan orang, menjadi contoh nyata bahwa jabatan bukanlah menara gading yang menjauhkan dari sesama. Sebaliknya, jabatan adalah amanah untuk hadir dan melayani dengan sepenuh hati.
Di akhir sesi, tak hanya peserta yang mendapatkan manfaat dari motivasi yang disampaikan. Tapi justru, inspirasi datang dari dua arah. Bagi Dr Aqua, perjumpaannya dengan Marsma Wahyu bukan sekadar kunjungan kerja—tetapi sebuah pengalaman yang memperkaya batin dan mengukuhkan keyakinannya bahwa nilai luhur dalam kepemimpinan masih nyata.
“Alhamdulillah, saya merasa sangat dihormati dan dihargai. Ini bukan sekadar kunjungan, tapi pelajaran hidup,” pungkas Dr Aqua, penuh syukur.
Dan begitulah, di pagi hari yang sederhana itu, di kota Makassar yang hangat, sebuah peristiwa kecil menjelma menjadi kisah besar tentang ketulusan, pengabdian, dan totalitas dalam melayani.
Editor: Agung

