
J5NEWSROOM.COM, Sukoharjo – Semangat kemerdekaan menggema hingga ke sudut-sudut desa. Di Kelurahan Gonayan, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dihidupkan dengan cara yang unik dan penuh warna. Untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu dasawarsa, warga Gonayan menggelar rangkaian kegiatan besar-besaran dengan hadiah utama seekor kambing.
Hadiah tersebut bukan sekadar simbol, tetapi wujud nyata dari upaya membangkitkan semangat gotong royong, kreativitas, dan kebersamaan yang selama ini perlahan memudar. Tahun ini, semuanya terasa berbeda. Di bawah kepemimpinan Penjabat (PJ) Lurah yang baru, Wulan, Gonayan seolah mendapat energi baru. Pemimpin perempuan itu dikenal dengan pendekatan kerja nyata yang membumi dan dekat dengan masyarakat.
“Bu Wulan ini benar-benar turun ke lapangan. Tidak cuma duduk di kantor. Sejak beliau jadi PJ, geliat desa mulai terasa lagi,” ujar Pak Joko, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Berbagai kegiatan lomba, mulai dari tradisional hingga modern, digelar sepanjang Agustus. Tidak ada warga yang pulang dengan tangan kosong. Sistem doorprize dirancang agar semua peserta bisa merasakan apresiasi, meski hanya berupa barang sederhana. Namun bagi warga, kebahagiaan itu nyata.
Salah satu hal yang menarik perhatian adalah peran aktif para pemuda dan pemudi desa. Generasi muda Gonayan dinilai tampil sangat kreatif dan inovatif dalam merancang lomba, hiburan, hingga konten dokumentasi kegiatan. Mereka menjadi motor penggerak perubahan yang selama ini dirindukan.
“Anak-anak muda sekarang luar biasa. Mereka tidak hanya ikut-ikutan, tapi juga inisiatif. Bahkan mereka yang buat desain panggung, buat video, sampai ngatur hadiah. Salut,” kata Pak Ndono, Ketua RT 01/04 Gonayan, yang hadir dalam salah satu rapat koordinasi warga.
Sosok lain yang tak bisa dilewatkan adalah Yuni, tokoh perempuan muda yang aktif mendorong berbagai program sosial dan budaya di kelurahan. Bersama Pak Joko dan Pak Ndono, ia kerap mencetuskan ide-ide segar yang langsung disambut hangat warga. Ketiganya menjadi semacam trio penggerak desa yang dinamis, progresif, namun tetap bersahaja.
“Saya selalu terbuka dengan kritik. Karena dari situ, kita tahu apa yang harus diperbaiki. Warga Gonayan sekarang makin kompak. Itu modal besar,” ucap Yuni saat ditemui usai rapat koordinasi lomba karnaval.
Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan akan ditutup dengan acara karnaval besar antar-RT di akhir Agustus mendatang. Tidak hanya parade budaya, karnaval ini juga akan diramaikan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal yang menampilkan produk unggulan mereka. Acara ini diharapkan menjadi ruang ekonomi baru sekaligus ajang promosi potensi desa.
Gonayan mungkin hanyalah satu titik kecil di peta Indonesia. Namun semangat yang terpancar dari warganya menjadi gambaran nyata bahwa nilai-nilai kemerdekaan tidak hanya dirayakan, tapi juga dijalankan dalam tindakan.
Delapan puluh tahun Indonesia merdeka, dan di Gonayan, kemerdekaan itu bermakna: bekerja bersama, berkarya nyata, dan berbagi kebahagiaan. Dari keringat para pemuda, ide-ide warga, hingga hadiah seekor kambing, semuanya bersatu dalam semangat merah putih yang tak pernah pudar.
Editor: Agung

