
J5NEWSROOM.COM, Batam – Cabang olahraga bela diri Savate resmi membentuk kepengurusan di tingkat Provinsi Kepulauan Riau. Dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) perdana yang digelar di Camp Elite Martial Art (EMA), Batam, Sabtu (11/10/2025), Vera Hoendrawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Savate Indonesia (Pengprov FSI) Kepri untuk periode 2025–2029.
Musprov ini menjadi tonggak penting bagi perkembangan Savate, yang kini berada di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepri. Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Umum Pengurus Pusat FSI, Eko Puji Raharjo, yang menyatakan optimismenya terhadap potensi atlet-atlet Kepri di kancah nasional maupun internasional.
“Saya datang langsung ke Batam karena melihat potensi besar di sini. Saya yakin Kepri bisa melahirkan atlet Savate yang bisa tampil di ajang internasional,” ujar Eko.
Pemegang mandat pembentukan Pengprov FSI Kepri, Rozi Juhendra, menyebut pembentukan kepengurusan berlangsung cepat dan mendapat dukungan luas dari para pelatih dan klub bela diri yang berfokus pada pertarungan berdiri. Dukungan tersebut mengarah pada pengusulan Vera sebagai calon ketua umum.
“Para praktisi dan pelatih dari berbagai klub sepakat mengusung Ibu Vera karena dinilai punya komitmen dan kapasitas,” ujar Rozi, yang akrab disapa Oji.
Sejumlah klub yang telah bergabung di bawah naungan Savate Kepri antara lain EMA, Kenacha, DR Dojo, Venum Camp, T2 Fight, dan Bhatara Sakti. Vera menyatakan, program jangka pendek pasca-Musprov meliputi pelantikan pengurus, sertifikasi wasit dan juri, serta pelaksanaan kejuaraan daerah.
“Kami juga tengah menyiapkan pembentukan kepengurusan Savate di kabupaten dan kota di Kepri,” ujar Vera.
Musprov ini turut dihadiri oleh dua pengurus KONI Kepri, Syawaludin dan Deden, yang mewakili Ketua Umum KONI Kepri, Usep RS. Kehadiran mereka merupakan bentuk dukungan KONI terhadap pembentukan cabang baru yang diharapkan mampu mencetak prestasi.
“Kami melihat persiapan yang luar biasa. Fasilitas lengkap dan dukungan kuat dari komunitas. Savate bisa menjadi ‘si bungsu’ yang cepat berprestasi,” kata Syawaludin dalam sambutannya.
Sementara itu, salah satu pelatih senior di Batam, Alwi, menyambut baik kehadiran Savate sebagai cabang resmi. Menurutnya, teknik tanding yang menekankan pukulan dan tendangan sudah akrab di kalangan atlet bela diri lokal.
“Gaya bertanding Savate tak asing bagi kami. Ini akan mempercepat proses adaptasi dan pelatihan,” kata Alwi.
Savate merupakan bela diri asal Prancis yang dipertandingkan di atas ring atau tatami, dengan sistem penilaian berdasarkan pukulan dan tendangan ke berbagai titik tubuh, termasuk kepala yang memiliki nilai tertinggi.
Editor: Agung

