
J5NEWSROOM.COM, Laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa‑Bangsa (PBB) menyebut bahwa sejumlah perusahaan teknologi besar, termasuk Amazon, diduga memiliki keterlibatan aktif dalam penyediaan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan yang mendukung operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Dalam laporan dengan judul From Occupation Economy to Genocidal Economy, penyebutan Amazon mencuat menjadi contoh perusahaan yang menyediakan infrastruktur teknologi inti seperti cloud computing melalui proyek yang dikenal sebagai Project Nimbus—yang dilaporkan melibatkan penyimpanan dan pemrosesan data dalam skala besar untuk pemerintahan Israel.
Laporan tersebut menyatakan bahwa perusahaan teknologi semacam Amazon dan lainnya tidak hanya berfungsi sebagai vendor komersial, tetapi “tertanam dalam ekonomi genosida”— istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana korporasi mendapatkan keuntungan dari konflik dan pendudukan.
Pernyataan ini memicu reaksi dari masyarakat sipil, terutama di wilayah Palestina dan negara-Muslim lainnya, yang menuntut transparansi dan pertanggungjawaban dari korporasi global. Beberapa aktivis menyerukan boikot terhadap Amazon sebagai bentuk protes terhadap dugaan keterlibatan perusahaan tersebut dalam konflik kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, Amazon hingga kini belum secara terbuka memberikan penjelasan rinci mengenai semua kontrak dan layanan yang disebut dalam laporan PBB tersebut, termasuk detail bagaimana teknologi mereka digunakan dalam konteks militer atau pengawasan.
Editor: Agung

