
J5NEWSROOM.COM, Pemerintah mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) untuk para korban bencana yang terdampak di Provinsi Aceh. Langkah ini dilakukan agar warga yang kehilangan tempat tinggal segera mendapatkan tempat yang layak dan aman untuk tinggal, sambil menunggu pemulihan total pascabencana.
Kepala satuan tugas penanggulangan bencana menyampaikan bahwa pembangunan shelter sementara dan rumah permanen menjadi prioritas utama dalam fase pemulihan. Hal ini penting agar korban bencana tidak lagi tinggal di tempat darurat yang rentan terhadap cuaca buruk dan kondisi tidak layak huni.
Proses pembangunan huntara telah dimulai di beberapa titik lokasi terdampak. Huntara dirancang untuk memberikan ruang hidup sementara yang nyaman serta memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tidur, dapur, dan fasilitas sanitasi. Sementara itu, pembangunan huntap ditargetkan selesai dalam jangka waktu tertentu sesuai rencana kerja pemerintah.
Selain memastikan ketersediaan tempat tinggal, pemerintah juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga kemanusiaan untuk memastikan pasokan logistik dan material pembangunan dapat tersedia tepat waktu. Koordinasi ini penting agar pembangunan tidak mengalami hambatan di tengah proses.
Warga yang telah kehilangan rumah menyatakan harapan besar agar hunian baru ini dapat segera ditempati. Mereka berharap pemerintah terus memperhatikan kebutuhan mereka hingga proses pemulihan selesai dan kehidupan bisa kembali normal seperti sebelum bencana terjadi.
Pembangunan huntara dan huntap menjadi bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam menangani dampak bencana. Selain memberikan tempat tinggal, proses ini juga diharapkan dapat memberikan kepastian dan rasa aman bagi masyarakat yang kini tengah berjuang bangkit dari situasi yang sulit.
Pihak terkait menegaskan komitmen untuk terus mempercepat tahapan pembangunan, termasuk penyelesaian perizinan, pengadaan material, serta mobilisasi tenaga kerja agar hunian baru dapat segera dipenuhi dan ditempati oleh korban bencana di Aceh.
Editor: Agung

