Calon Petugas Haji 2026 Akan Jalani Diklat Semi-Militer di Asrama Haji Pondok Gede

Menteri Haji dan Umrah KH. Muhammad Irfan Yusuf bersama dengan Wakil Menteri Dahnil Anzar Simanjuntak. (Foto: Kemenhaj)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) menyiapkan pola pendidikan dan pelatihan terpadu dengan pendekatan semi-militer bagi calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi. Para petugas akan mengikuti pelatihan intensif dengan sistem “masuk barak” guna membentuk karakter, disiplin, serta kesiapan fisik dan mental pelayanan.

Rencana tersebut dipaparkan oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) Diklat PPIH di bawah Direktorat Jenderal Bina Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam presentasi di hadapan Menteri dan Wakil Menteri Haji dan Umrah, Selasa (30/12/2025).

Pelatihan dirancang melibatkan berbagai unsur lintas sektor, mulai dari TNI, Polri, hingga tenaga kesehatan. Pendekatan ini ditempuh untuk memperkuat sistem pembinaan petugas haji agar lebih profesional dan memiliki daya tahan tinggi saat bertugas di lapangan.

Anggota Tim Pokja Diklat PPIH 1447 H/2026 M, Letkol Arm Tulus Widodo, mengatakan bahwa pemaparan tersebut berfokus pada konsep dan skema pelatihan khusus bagi calon petugas PPIH Arab Saudi. Menurut dia, pembinaan jasmani menjadi salah satu aspek utama yang ditekankan dalam diklat tahun ini.

“Kesehatan merupakan faktor paling mendasar dalam mendukung pelaksanaan tugas petugas haji. Karena itu, pembinaan jasmani kami susun secara terprogram dan terarah sesuai arahan Menteri,” ujar Tulus.

Ia menjelaskan, tahapan pelatihan mencakup kegiatan jalan sehat, senam kebugaran, hingga latihan baris-berbaris. Seluruh rangkaian tersebut ditujukan untuk menanamkan disiplin, membangun karakter, serta meningkatkan ketangguhan petugas.

Meski menggunakan pendekatan semi-militer, Tulus menegaskan bahwa pelatihan ini tidak dimaksudkan untuk menjadikan petugas haji sebagai militer. “Pendekatan ini digunakan semata-mata untuk membentuk karakter, disiplin, dan rasa bangga dalam menjalankan tugas pelayanan haji,” katanya.

Ia berharap, melalui pola pelatihan tersebut, penyelenggaraan ibadah haji pada 2026 dapat berjalan lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Petugas, kata dia, diharapkan memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang memadai sehingga mampu memberikan pelayanan dengan prinsip senyum, salam, dan sapa.

Sementara itu, Direktur Bina Petugas Haji Reguler, Chandra Sulistio Reksoprodjo, menekankan bahwa kesiapan fisik menjadi perhatian utama dalam Diklat PPIH tahun ini. Menurut dia, tanpa kondisi fisik yang prima, petugas akan kesulitan menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

“Selain memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing, petugas haji harus memiliki kesiapan fisik yang memadai,” ujar Chandra.

Ia menambahkan, diklat tidak hanya menitikberatkan aspek fisik, tetapi juga penguatan pengetahuan, kesiapsiagaan, serta mitigasi risiko selama operasional haji. Namun demikian, orientasi utama yang terus ditekankan adalah pelayanan kepada jemaah.

“Disiplin yang dibangun adalah disiplin untuk melayani jemaah. Petugas harus benar-benar memahami bahwa tujuan utama mereka bertugas adalah memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji,” kata Chandra.

Melalui konsep diklat berbasis barak dan pendekatan semi-militer tersebut, Kemenhaj menegaskan komitmennya menyiapkan petugas haji yang tangguh secara fisik, matang secara mental, disiplin, serta berorientasi penuh pada pelayanan dan perlindungan jemaah.

Editor: Saibansah Dardani