Dukung Gernas Pengendalian Inflasi, BI Kepri Gelar Lomba Masak Tradisional Pakai Cabai Kering

Perlombaan memasak tradisional memakai cabai kering di Kampus Batam Tourism Polytecnic, Jumat (21/7/2023). (Foto: Aldy/BATAMTODAY.COM)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Mendukung gerakan nasional (gernas) pengendalian inflasi pangan di Provinsi Kepri, khususnya Kota Batam, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri menggelar lomba memasak menggunakan cabai kering di Kampus Batam Tourism Polytecnic (BTP) Tiban Batam, Jumat (21/7/2023).

Lomba yang mengusung tema ‘Masakan Tradisional Indonesia tanpa menggunakan cabai segar’ itu juga diikuti oleh peserta dari Filipina.

Wakil Direktur ll Batam Polytecnic Tourism, DR Syafrudin Rais mengatakan, lomba memasak ini fokus terhadap penggunaan cabai. Agar masyarakat tidak memiliki ketergantungan dengan cabai segar, maka BI Kepri bersama Batam Tourism Polytecnic menggagas acara lomba memasak tradisional tanpa cabai segar.

Ada 8 kelas yang dipertandingkan dalam lomba kali ini, hasilnya bisa menjadi varian untuk memasak tanpa cabai segar. Peserta yang ikut berpartisipasi tidak hanya dari Batam, namun ada peserta dari Filipina, sehingga perlombaan ini semakin berwarna.

“Kampus ingin mengambil bagian dalam gerakan menjaga inflasi. Nantinya, resep terbaik akan menjadi referensi bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga, bahwa cabai kering tidak kalah enaknya dengan cabai segar,” kata Syafrudin Rais.

Kemudian, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri, Adidoyo Prakoso, mengatakan dalam menjaga inflasi, BI Kepri fokus di semua sektor, terutama pada sektor pangan dalam hal cabai segar yang selalu mengalami fluktuasi harga.

Disebutkannya, saat ini inflasi di Kepri termasuk inflasi terendah se-Sumatera. Ini berkat dukungan dari semua pihak. “Lomba memasak tradisional dengan cabai kering ini, tentunya akan sedikit mempengaruhi ketergantungan masyarakat dengan cabai segar,” ujar Adidoyo Prakoso.

“Kami mengapresiasi, kepada semua pihak yang terlibat dalam acara ini. Acara ini bisa menginspirasi masyarakat terutama dalam pengendalian inflasi secara bersama-sama,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batam, Ardiwinata menyebutkan, acara ini termasuk ‘cooking on vacation’, dengan masakan tradisional. Hal ini juga menjadi daya tarik Kota Batam dari segi wisata kuliner.

Bicara tentang pariwisata, lanjut Ardi, Pemko Batam berkonsentrasi dengan Batam sebagai kota pariwisata. Menurutnya, tiga hal yang menjadi patokan dalam menyebut suatu kota sebagai kota pariwisata.

Pertama akses darat menuju pusat wisata itu mudah, kemudian akses udara, dengan jalur penerbangan dari dan ke berbagai kota, serta akses yang tidak kalah pentingnya bagi Batam sebagai kota yang berbatasan dengan negara tetangga, yaitu akses laut.

Lalu dari segi fasilitas perhotelan, Batam bisa dibilang sangat memadai. Kemudian, dari segi kuliner, saat ini ada 1037 restoran yang tersebar di seluruh Kota Batam. Dan terpenting adalah atraksi pariwisata, ada atraksi alam seperti wisata laut dan pantai yang menjadi daya tarik Batam. Atraksi budaya, seperti kenduri seni Melayu dan lainnya, lalu Atraksi buatan, seperti yang dilakukan BTP.

“Ada 251 kegiatan atraksi buatan dalam setahun di Kota Batam. Dukungan BI Kepri juga tidak terlepas dari beberapa kegiatan tersebut,” pungkas Ardiwinata.

Editor: Agung