J5NEWSROOM.COM, Johor Bahru – Kabar gagal bayar pengembang raksasa China Country Garden bikin geger dalam dua pekan ini. Bagaimana tidak, di waktu yang nyaris berdekatan, pengembang raksasa lain yakni Evergrande mengumumkan secara resmi kebangkurtannya dengan nilai utang fantastis mencapai Rp 5.000 triliun.
Gagal bayarnya Country Garden dikhawatirkan bakal berpengaruh pada berbagai proyek pengembang ini di luar China.
Benar saja, salah satu proyeknya yang berlokasi di Malaysia kini terancam mangkrak setelah lama diberitakan media lokal sebagai kota hantu.
Mengutip Inseider, Jumat (25/8/2023), dibangun oleh Country Garden, Forest City bisa dibilang sebagai proyek yang sangat ambisius. Luasnya mencapai 1.740 hektar, atau empat kali luas negara kota Monaco. Sekitar 700.000 orang pada awalnya diperkirakan akan tinggal di kompleks pemukiman tersebut.
Namun pada tahun 2019, hanya sekitar 500 orang yang tinggal di sana, menurut laporan Foreign Policy tahun 2019.
Seorang ahli yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan, populasi di kawasan tersebut telah berkembang menjadi beberapa ribu orang tapi masih kurang dari 5% dari jumlah penduduk yang diharapkan.
Country Garden menolak berkomentar mengenai jumlah penghuni dalam pembangunan tersebut.
Country Garden mengklaim bahwa mereka telah menjual lebih dari 20.000 unit hunian hingga 2022. Tidak jelas secara pasti berapa unit yang telah dibangun di Forest City.
Harga dalam pembangunan telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2017, harga apartemen di Forest City mulai dari 740.864 ringgit Malaysia.
Saat ini, apartemen kondominium yang sedang dikembangkan dijual seharga 5 juta ringgit Malaysia. Sebagai perbandingan, harga jual rata-rata properti di Johor Bahru, tempat Forest City berada, adalah 619.633 ringgit Malaysia.
Mengutip Chanel News Asia, meskipun properti tersebut tampak terawat dengan baik oleh staf yang mengenakan seragam Forest City, hampir tidak ada pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung di lahan yang dicadangkan untuk pengembangan.
Chee dari Singapura, yang tinggal di Ataraxia Park, mengatakan kepada CNA bahwa dia merasa sangat pesimistis pembangunan Forest City akan selesai.
“Yang saya khawatirkan adalah dampaknya terhadap nilai properti saya. Saya membeli unitnya dengan harga sekitar RM 700,000 tetapi sekarang harganya hanya (sekitar) RM 400,000,” tambah Ms Chee, yang membeli apartemen tersebut untuk investasi.
“Saya khawatir dengan berita potensi gagal bayar (obligasi Country Garden) ini, pengembang Malaysia akan menghentikan pembangunan sisa proyek dan kita akan melihat nilainya semakin turun dalam beberapa bulan mendatang.”
Pembangunan proyek Forest City dimulai pada tahun 2015, dengan tujuan untuk mengembangkan empat pulau buatan seluas total 20 km persegi.
Sejak itu, pembangunan baru mencapai setengah dari satu pulau buatan yang setara dengan 15 persen dari total luas proyek Forest City yang dikembangkan Country Garden.
Sumebr: detik.com
Editor: Agung