J5NEWSROOM.COM, Poland – Regulator penerbangan Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (6/1) menangguhkan sementara penggunaan sejumlah pesawat Boeing 737 MAX 9 untuk pemeriksaan keselamatan setelah kaca jendela pesawat Alaska Airlines lepas saat mengudara. Akibat insiden itu, pesawat Alaska Airlines yang masih baru itu terpaksa melakukan pendaratan darurat.
Bagian pesawat pada sisi kiri terlepas ketika pesawat itu sedang naik beberapa saat setelah lepas landas dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke Ontario, California, pada Jumat (5/1). Insiden tersebut memaksa pilot untuk putar balik dan melakukan pendaratan dengan selamat. Pesawat itu sendiri saat itu membawa 171 penumpang dan enam awak di dalamnya.
Jet tersebut baru beroperasi selama delapan minggu.
Penerbangan Alaska Airlines 1282 telah mencapai ketinggian lebih dari 16.000 kaki ketika ledakan terjadi, menurut FlightRadar24. “Kami ingin turun,” kata pilot tersebut kepada pengatur lalu lintas udara, menurut rekaman yang diposting di liveatc.net.
“Kami mengumumkan keadaan darurat. Kami perlu turun ke ketinggian 10.000,” tambah pilot tersebut, mengacu pada ketinggian awal untuk keadaan darurat tersebut, di mana di bawahnya dianggap mungkin untuk bernapas bagi orang sehat tanpa oksigen tambahan.
Keputusan Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA) tersebut jauh lebih ringan dibandingkan pelarangan terbang secara secara global terhadap Boeing Max hampir lima tahun lalu. Hal tersebut dilakukan menyusul dua kecelakaan Boeing Max yang menewaskan hampir 350 orang. Namun, keputusan FAA merupakan pukulan lain bagi Boeing ketika perusahaan itu mencoba untuk pulih dari krisis keselamatan dan pandemi yang mengakibatkan tumpukan utang bernilai jumbo.
FAA tidak menutup kemungkinan untuk mengambil tindakan lebih lanjut saat penyelidikan dimulai terkait kegagalan struktural yang terlihat. Insiden tersebut meninggalkan lubang berbentuk persegi panjang di area badan pesawat yang diperuntukkan bagi pintu tambahan opsional tetapi dinonaktifkan pada pesawat Alaska Airlines.
Boeing 737 MAX 9 yang dilengkapi dengan “steker” pengganti pintu khusus tidak dapat terbang sampai diperiksa dan diperbaiki jika perlu, kata FAA.
“FAA mewajibkan (dilakukannya) inspeksi segera terhadap pesawat Boeing 737 MAX 9 tertentu sebelum mereka dapat kembali terbang,” kata Ketua FAA Mike Whitaker.
Sejumlah unggahan di media sosial menunjukkan masker oksigen dipasang dan sebagian dinding samping pesawat hilang.
Bagian badan pesawat yang diperuntukkan bagi pintu opsional lenyap, meninggalkan celah berbentuk pintu yang rapi. Kursi di sebelah panel, yang berisi jendela biasa, sudah kosong.
Emma Vu, seorang penumpang penerbangan Alaska, mengatakan kepada CNN bahwa dia terbangun saat pesawat “baru saja jatuh, dan saya tahu itu bukan hanya turbulensi biasa karena masker terjatuh dan saat itulah kepanikan mulai terjadi.”
Pintu tambahan biasanya dipasang oleh maskapai penerbangan bertarif rendah yang menggunakan kursi tambahan yang memerlukan lebih banyak jalur untuk evakuasi. Namun, pintu-pintu tersebut “dipasang” atau dinonaktifkan secara permanen, pada jet dengan jumlah kursi lebih sedikit, termasuk milik Alaska Airlines.
FAA mengatakan pihaknya akan melakukan inspeksi terhadap 171 pesawat MAX 9, tetapi tidak menyebutkan berapa banyak pesawat yang memerlukan inspeksi baru atau apa persyaratan inspeksi yang tepat.
Boeing mengatakan pihaknya mendukung keputusan FAA.
Beberapa regulator asing termasuk China meminta informasi detil mengenai insiden tersebut, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa China, negara pertama yang melarang penerbangan MAX pada 2019, sedang mempertimbangkan apakah akan mengambil tindakan.
Pesawat MAX dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan setelah kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia terkait dengan perangkat lunak kokpit yang dirancang dengan buruk.
Alaska Terkena Imbas
Alaska Airlines dan United Airlines adalah maskapai penerbangan AS yang menggunakan MAX 9, menurut penyedia data penerbangan Cirium. Keduanya membatalkan puluhan penerbangan pada Sabtu (6/1).
Alaska mengatakan sebelumnya pihaknya secara sukarela menghentikan armadanya yang terdiri dari 65 jet Boeing MAX 9 untuk pemeriksaan. Dikatakan bahwa 18 pesawat telah diperiksa selama pemeliharaan baru-baru ini dan diizinkan untuk terbang, sementara pemeriksaan lainnya diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari.
United mengatakan pihaknya menangguhkan layanan sekitar 45 MAX 9 untuk inspeksi dan memperkirakan 60 pembatalan penerbangan pada Sabtu.
Boeing sedang menunggu sertifikasi untuk MAX 7, pesawat yang berukuran lebih kecil dan MAX 10, pesawat yang lebih besar. Kedua jenis pesawat itu diperlukan untuk bersaing dengan model Airbus A321neo.
Boeing telah mengalami banyak masalah produksi pada pesawat MAX selama bertahun-tahun sejak dua kecelakaan tersebut. Pekan lalu, Boeing mengatakan pihaknya mendesak maskapai penerbangan untuk memeriksa semua pesawat 737 MAX untuk mengetahui kemungkinan ada baut yang longgar pada sistem kendali kemudi. [ah/ft]
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah