Bukan Bintang

Kisah mantan pemain NBA Scot Pollard yang melakukan operasi transplant jantung. (Foto: Disway)

Oleh Dahlan Iskan

BUKAN bintang bisa jadi pujaan. Anda pun bisa. Ada syaratnya: kerja ekstra keras. Contohnya: Scot Pollard.

Sepuluh tahun kemudian ia jadi bintang beneran. Bintang kisah sukses di dunia kesehatan: Pollard sudah bisa berdiri setelah 12 jam menjalani transplantansi jantung. Dua hari lalu. Di Nashville, Tennessee. Begitu suksesnya operasi itu sampai jadi berita dunia.

Ketika masih main basket di Sacramento King, Pollard dapat julukan si Samurai Scot.

Ia sebenarnya bukan bintang di liga basket NBA. Sering hanya jadi pemain cadangan. Tapi cadangan yang ditunggu. Bukan hanya ditunggu aksinya, juga gaya potongan rambutnya.

Begitu diturunkan Pollard jadi samurai. Tebas sana-sini. Di era itu pemain yang kuat jadi andalan. Terutama di posisi center.

Tinggi badan Pollard 2,11 meter. Menjulang. Anda pun ingin punya badan tinggi. Tapi terlalu tinggi juga punya masalahnya sendiri: desain jantung Anda harus spesial. Agar kuat memompa darah ke arah yang lebih jauh.

Karena itu orang yang berbadan pendek harus bersyukur. Bisa serba efisien. Termasuk organ-organ tubuhnya.

Pollard sejak beranjak dewasa sudah merasa sulit berumur panjang. Apalagi ayahnya meninggal di usia 54 tahun. Saat Pollard berusia 16 tahun.

Penyebab ayahnya meninggal juga gangguan jantung. Demikian juga saudara-saudaranya: meninggal karena jantung.

Bulan lalu, ketika Pollard genap 49 tahun, jantungnya bermasalah. Detaknya sangat cepat: jauh melebihi normal. Itu pula yang membuat ayah dan saudara-saudaranya meninggal.

Hari itu Pollard langsung masuk ICU. Cacat jantung bawaan itu bukan penyakit: sulit disembuhkan. Jantung itu harus diganti. Bahwa hari itu tiba-tiba detaknya sangat cepat ada pemicunya: lagi kena virus.

Pollard menunggu hampir satu bulan. Menunggu ada donor jantung. Tidak banyak jantung di pasaran yang ukurannya cocok dengan Pollard.

Sampai datangnya Pemilu di Indonesia Pollard belum juga dapat donor. Belum ada orang tinggi-besar yang meninggal.

Donor jantung tidak mungkin dari orang hidup. Maka di hari Pemilu itu Pollard harus mengucapkan cinta dari ICU: valentine day.

Dua hari kemudian ternyata datanglah donor. Size jantungnya cocok untuk Pollard. Tanggal 16 Februari kemarin dilakukanlah operasi transplant hati untuk Pollard.

Sukses.

Berhasil.

Tentu jantung siapa yang didonorkan untuk Pollar dirahasiakan. Yang jelas Pollard sudah bisa berdiri setelah 12 jam operasi.

Transplant jantung sendiri sudah kian biasa. Sukses rate-nya di atas 95 persen.

Persoalan datang setelah transplant: ada penolakan atau tidak.

Di tubuh Anda pun jantung orang lain itu termasuk dianggap benda asing. Tidak dikenal. Harus ditolak.

Agar jantung baru itu bisa diterima imun tubuh tidak boleh terlalu kuat. Imun harus diturunkan. Dengan cara makan obat menurun imun. Seumur hidup.

Obat menurun imun sendiri mengandung risiko: tubuh jadi tembem, mudah diserang virus, tekanan darah naik, dan mengancam ginjal. Tapi apa boleh buat.

Organ manusia kian seperti spare part mobil. Yang rusak bisa diganti yang baru. Itu yang belum bisa dilakukan di zaman ayah Pollard mengalaminya.

Pollard selalu menata penampilan rambutnya sangat khas. Ia pernah turun ke gelanggang NBA dengan rambut Mohawk –seperti cengger ayam jago. Pernah pula pakai gaya satu kuncir panjang di belakang. Lalu dua kuncir. Bahkan pernah menata rambutnya dengan membentuk gelung kecil.

Semua gaya rambutnya hidup di pikiran penggemar NBA. Pun aksi samurainya di tengah lapangan. Kini nama Pollard kembali dikenal sebagai si jangkung berjantung baru.*

Penulis adalah wartawan senior Indonesia