Mengais Rezeki dari Tradisi Ziarah Kubur di Surabaya

Para pedagang bunga di pintu masuk TPU Wonokusumo Surabaya. (Foto: Alia/J5NEWSROOM.COM)

LAPORAN: Alia Safira

J5NEWSROOM.COM, Surabaya – Setiap tahun, menjelang bulan Ramadhan tiba, hampir semua pemakaman umum ramai. Para keluarga melakukan ziarah kubur untuk mendoakan orang tua, keluarga atau anak-anak mereka. Tradisi ziarah kubur ini ternyata mendatangkan berkah bagi para warga yang tinggal di sekitar lokasi pemakaman umum.

Salah satunya, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Wonokusumo di Surabaya. Pantauan J5NEWSROOM.COM, warga sudah mulai mulai ramai berziarah sejak sepekan sebelum bulan Ramadhan 1445 Hijriah tiba. Puncaknya, hari Minggu 10 Maret 2024. Ini juga jadi hari naiknya penghasilan para pedagang bunga dan anak-anak yang menjajakan jasa membersihkan pusara kuburan.

Terdapat banyak anak-anak usia sekolah dasar yang ikut mengais rezeki di TPU Wokokusumo itu. Mereka menyiramkan air di atas pusara atau memotong tanaman liar yang tumbuh di sekitar kuburan. Mungkin karena sekolah lagi libur makanya mereka ikut kerja sambilan itu.

“Setiap hari sih minimal dapat 20 ribu. Tapi biasanya dapat 30 ribu tiap harinya,” ujar Rizki, anak usia 8 tahun yang ikut orang tuanya mengais rezeki jelang Ramadhan tiba.

Selain anak-anak dan orang tuanya yang mengais rezeki dari berkah tradisi ziarah itu, juga pada pedagang bunga. Sebelum memasuki area TPU Wonokusumo pasti akan melihat barisan para penjual bunga di sepanjang jalan di depan pintu gerbang makam.

Mereka menjual bunga yang akan ditaburkan di atas pusara keluarga warga yang berziarah. “Alhamdulillah, kalau pas megengan (jelang Ramadhan) ini banyak yang beli bunga untuk ziarah,” ujar seorang perempuan paruh baya yang sudah lebih lima tahun jualan bunga itu.

Lalu, ada juga yang juga menangantongi rezeki dari tradisi ziarah kubur itu. Yaitu, para tukang parkir dadakan. Biasa, tidak ada tarif parkir saat memasuki atau melewati makam, saat saat seperti ini motor dipatok uang parkir Rp 5.000 tiap kendaraan.

Editor: Agung