J5NEWSROOM.COM, Sumatera Barat – Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan tanah longsor di Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat hingga Minggu (17/3) mencapai 28 orang. Empat orang lainnya masih dinyatakan hilang. Korban terakhir yang ditemukan meninggal adalah seorang anak perempuan berusia lima tahun.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, Defrisiswardi, mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan berakhir pada Sabtu (16/3). Namun, Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar menambahkan operasi itu akan terus dilakukan hingga Minggu (17/3).
Berbicara di Kota Painan, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara, Rusma Yul mengatakan “perpanjangan masa pencarian ini telah dikoordinasikan dengan Kepala Basarnas Kota Padang,” sebagai bentuk penghormatan pemerintah kabupaten pada keluarga korban yang masih dinyatakan hilang.”
“Ini sekaligus bentuk kehadiran pemerintah saat masyarakat membutuhkan. Kami upayakan semaksimal mungkin mendukung kerja Basarnas untuk melakukan pencarian,” tambahnya. Operasi pencarian dan penyelamatan yang dikoordinasikan oleh BPBD itu melibatkan tim Basarnas dan warga setempat.
Dua puluh delapan korban meninggal itu terdiri dari 25 orang warga Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang warga Kabupaten Padang Pariaman. BPBD mengatakan akan membicarakan dengan pihak keluarga dan otorita berwenang di daerah bersangkutan terkait empat orang yang masih hilang.
Selain menelan korban jiwa, banjir dan tanah longsor di Pesisir Selatan itu juga menimbulkan kerusakan rumah dan fasilitas publik lainnya. Hasil kaji cepat BPBD Sumatra Barat menunjukkan lebih dari 3.500 rumah rusak, termasuk 1.051 rumah yang sudah tidak dapat ditempati lagi karena rusak berat. Sekitar 54 rumah ibadah, 41 jembatan, 13 saluran irigasi, dan 29 fasilitas pendidikan rusak. Sedikitnya 64 ruas jalan, 81 fasilitas umum dan kantor, empat unit sarana kesehatan dan lebih dari satu juta hektare lahan terdampak.
Sementara itu, proses penanganan dampak bencana sejak ditetapkannya masa tanggap darurat selama 14 hari, mulai 8 Maret, terus berjalan sesuai rencana. Sebagian ruas jalan yang sebelumnya tidak dapat dilewati, kini mulai normal; sementara sedimen lumpur akibat banjir yang menutupi badan jalan masih terus dibersihkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Pemerintah kabupaten bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Langkisau juga berupaya keras memenuhi kebutuhan air bersih dengan mengoperasikan mobil-mobil tangki ke seluruh pemukiman warga yang terdampak. Dua puluh lima dapur umum juga diaktifkan di 13 kecamatan Pesisir Selatan.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah