Beralih ke Kecerdasan Buatan, TikTok Berencana PHK Ratusan Karyawan

Logo Tiktok, Facebook, dan media sosial lainnya tampak di sebuah layar ponsel dalam foto ilustrasi ini, 13 Juli 2021. (Foto: Dado Ruvic/Ilustrasi)

J5NEWSROOM.COM, Malaysia – Platform media sosial TikTok mengumumkan akan memangkas ratusan pekerjaan sebagai bagian dari peralihan ke moderasi konten yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). Pemangkasan ini akan berdampak signifikan di kantor Malaysia.

TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di China, menyatakan pada Jumat (11/10) bahwa mereka akan mengurangi ratusan pekerjaan secara global, namun tidak memberikan rincian spesifik mengenai jumlah pemangkasan di setiap negara.

Di Malaysia, pemangkasan yang diperkirakan kurang dari 500 pekerjaan akan dilakukan secara signifikan.

Seorang juru bicara TikTok menjelaskan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan moderasi konten.

“Kami berencana untuk menginvestasikan $2 miliar secara global dalam kepercayaan dan keselamatan hanya pada tahun 2024, dan kami terus meningkatkan efektivitas upaya kami, di mana 80 persen konten pelanggaran kini dihapus oleh teknologi otomatis,” kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan ini menggunakan kombinasi moderator manusia dan deteksi otomatis untuk meninjau konten yang diunggah ke platform.

Restrukturisasi ini terjadi setelah spekulasi berbulan-bulan mengenai rencana TikTok untuk memangkas tenaga kerja di sektor operasi dan pemasaran globalnya secara signifikan.

Menurut situs web perusahaan, ByteDance memiliki lebih dari 110.000 karyawan di lebih dari 200 kota di seluruh dunia.

Pemangkasan pekerjaan ini juga berlangsung di tengah tekanan regulasi yang meningkat di Malaysia, di mana terdapat lonjakan konten berbahaya di media sosial yang dilaporkan pada awal tahun ini.

Pemerintah Malaysia telah meminta platform media sosial untuk mendapatkan izin operasional sebagai upaya untuk mengatasi meningkatnya kejahatan siber, termasuk penipuan online, kejahatan seksual terhadap anak-anak, dan penindasan maya.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah