J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Nama Herindra santer diperbincangkan dalam beberapa hari terakhir. Herindra telah dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo ke DPR RI untuk menggantikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
DPR RI pun telah menyetujui pencalonan Herindra. Wakil Menteri Pertahanan itu kini hanya menunggu Waktu untuk dilantik Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Lantas apa yang membuat Herindra terpilih menjadi kepala BIN?
Analis intelijen pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, menilai penunjukan Letnan Jenderal (Purn) TNI Muhammad Herindra sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan langkah yang tepat karena memiliki pengalaman militer yang cukup.
“Herindra, dengan latar belakang yang panjang di Kopassus dan Kementerian Pertahanan, saya kira adalah sosok yang tepat untuk mengembangkan BIN ke depan,” kata Ngasiman di Jakarta, Rabu.
Menurut Ngasiman, seorang kepala BIN harus memiliki kemampuan dalam membaca dan merespon perkembangan lingkungan baik secara global, regional dan nasional.
Seorang kepala BIN, lanjut Ngasiman, juga harus membaca arah politik dunia dan mendeteksi adanya ancaman untuk negara.
Seluruh kriteria tersebut dinilai Ngasiman dimiliki oleh Herindra lantaran telah malang melintang di dunia militer. Terlebih dia merupakan mantan anggota pasukan elit Komando Pasukan Khusus (Kopasus).
Pria yang akrab disapa Simon itu menambahkan, Herindra memiliki kedekatan dengan Prabowo lantaran telah bersama-sama memimpin Kementerian Pertahanan.
Hal tersebut merupakan keuntungan bagi Herindra lantaran akan mudah berkoordinasi dengan Prabowo. “Karena akan terjadi proses komunikasi yang lebih efektif, cepat dan responsif dalam mengolah informasi intelijen oleh Kepala Negara,” kata Simon.
Proses koordinasi antar Herindra dan Prabowo harus terjalin dengan baik demi menyelesaikan beragam tantangan yang ada di depan mata BIN.
Simon menilai saat ini, BIN sedang menghadapi tantangan internal dan eksternal. Secara internal, Herindra dinilai harus memperkuat koordinasi di internal BIN demi terciptanya kinerja yang efektif dan berdampak kepada pemerintah.
“Ini supaya terjadi keberimbangan dalam melakukan analisa-analisa intelijen di dalam tubuh BIN itu sendiri,” kata Simon.
Sementara dari sisi eksternal, lanjut Simo, BIN dihadapkan dengan tantangan terbesar arus teknologi informasi yang berpotensi pada terjadinya serangan siber terhadap negara. “Dengan adanya intelijen siber diharapkan hal-hal seperti ini dapat dideteksi dan diantisipasi,” jelas Simon.
Dengan adanya sinergitas antara Herindra dan Prabowo, Simon yakin BIN akan dapat menghadapi seluruh tantangan tersebut.
Presiden Joko Widodo menggunakan sisa 10 hari masa kerjanya untuk melepas jabatan Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan menunjuk Letjen TNI (Purn.) M Herindra, yang saat ini masih aktif menjabat Wakil Menteri Pertahanan, sebagai penggantinya.
Kabar penunjukan Herindra sebagai calon Kepala BIN oleh Presiden Jokowi pertama terungkap ke publik oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, Selasa (15/10/2024), saat Rapat Paripurna DPR Masa Sidang I Tahun 2024-2025 yang menerima pencopotan BG sebagai Kepala BIN.
Beberapa jam sebelum kabar itu diketahui publik, Herindra pada Senin malam, menghadap presiden terpilih Prabowo Subianto di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta, Senin (14/10/2024). Dia mengaku mendapatkan penugasan membantu presiden terpilih menjalankan pemerintahan ke depan.
Keluar dari gerbang rumah Prabowo, Herindra, yang mengenakan dress code batik, tak banyak membocorkan isi pertemuan. “Mohon doa restunya saja, ya,” ujar Herindra yang langsung berjalan ke arah kendaraannya meninggalkan kediaman Prabowo.
Batik saat itu menjadi dress code bagi para calon menteri, calon wakil menteri, dan calon kepala badan yang menghadap Prabowo di Kertanegara untuk mendengar langsung penugasan masing-masing dari presiden terpilih.
Dalam waktu dua hari, yaitu pada Senin dan Selasa pekan ini, Prabowo memanggil 100 lebih tokoh yang berasal dari kalangan profesional, akademikus, birokrat, pejabat aktif Polri, politikus, pejabat organisasi masyarakat, mantan atlet, selebritas, hingga musikus, untuk datang ke kediamannya di Kertanegara.
Dua hari setelah menghadap Prabowo, Herindra pada Rabu, mengikuti uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon kepala BIN usulan Presiden. Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara mengatur Kepala BIN diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapatkan pertimbangan DPR RI.
Uji kepatutan dan kelayakan itu dipimpin langsung oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Usai menjalani proses uji selama sejam lebih, Puan mengumumkan DPR RI menerima pencalonan M Herindra sebagai Kepala BIN. Tahapan berikutnya, Puan menjelaskan hasil uji kepatutan itu bakal dibahas dalam Rapat Paripurna, Kamis (17/10/2024), untuk disetujui.
Kemudian, DPR RI akan bersurat ke Presiden Jokowi mengenai persetujuannya atas pencalonan Herindra sebagai Kepala BIN. Puan memperkirakan Herindra kemungkinan dilantik oleh Prabowo Subianto.
Sumber: Republika
Editor: Agung