J5NEWSROOM.COM, Donald Trump berhasil mengalahkan saingannya, Kamala Harris dari Partai Demokrat, dalam pemilihan presiden 2024, menandai kebangkitan politik yang bersejarah setelah empat tahun absen dari Gedung Putih.
Pada Rabu dini hari (6/11), sejumlah pemimpin dunia segera memberikan ucapan selamat kepada Trump melalui media sosial X, meskipun kebijakan luar negeri Trump yang cenderung “Amerika yang Utama” dan tak terduga sempat menambah ketegangan dengan sekutu-sekutu Amerika Serikat serta musuh-musuhnya pada masa jabatan pertamanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang menyampaikan ucapan selamat kepada Trump. Netanyahu mengapresiasi komitmen Trump terhadap aliansi kuat antara Israel dan Amerika Serikat yang, menurutnya, akan terus berlanjut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang selama ini meminta lebih banyak dukungan dari Amerika Serikat dalam menghadapi invasi Rusia, juga menyampaikan ucapan selamat. Zelenskyy mengungkapkan harapannya bahwa komitmen Trump terhadap “perdamaian melalui kekuatan” akan mendekatkan perdamaian di Ukraina.
Mark Rutte, Sekretaris Jenderal NATO, yang sebelumnya sering mengkritik Trump atas pandangannya terhadap aliansi militer tersebut, turut memberikan ucapan selamat. Rutte menyatakan bahwa kepemimpinan Trump kembali akan menjadi kunci untuk memperkuat NATO dan menjaga perdamaian melalui kekuatan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengucapkan selamat kepada Trump dan menyatakan siap untuk bekerja sama lebih lanjut, sebagaimana yang telah mereka lakukan selama empat tahun sebelumnya. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan bahwa hubungan Inggris-AS akan terus berkembang dan berdiri “bahu-membahu” dalam membela nilai-nilai kebebasan, demokrasi, dan kewirausahaan.
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa, memberikan ucapan selamat kepada Trump dan memuji “kemitraan sejati” antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, meskipun pada masa jabatan pertama Trump, hubungan keduanya sempat tegang akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika.
Di sisi lain, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, sekutu konservatif Trump, menyebut kemenangan Trump sebagai “kebangkitan terbesar dalam sejarah politik Amerika Serikat” dan sebuah “kemenangan yang sangat dibutuhkan” bagi dunia.
Presiden Rusia Vladimir Putin belum memberikan komentar mengenai hasil pemilu AS, namun Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia, terlihat menikmati kekalahan Harris, menyatakan “Kamala sudah tamat… biarkan dia terus tertawa terbahak-bahak” serta menegaskan bahwa tujuan dari “Operasi Militer Khusus” di Ukraina tidak akan berubah.
Pemimpin-pemimpin Asia juga ikut menyampaikan ucapan selamat kepada Trump. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan bahwa warga Australia dan Amerika adalah “sahabat karib dan sekutu sejati.” Perdana Menteri India Narendra Modi mengirimkan “ucapan selamat yang paling hangat,” berharap hubungan AS-India bisa semakin kuat di bawah kepemimpinan Trump.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyatakan harapannya untuk bekerja sama erat dengan Trump, dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengungkapkan harapan agar Aliansi Jepang-AS semakin diperkuat untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. juga menyampaikan harapan agar “aliansi yang tak tergoyahkan” antara Washington dan Manila dapat terus berkembang, membuka jalan menuju kemakmuran dan persahabatan di kawasan dan di kedua sisi Pasifik.
Akhirnya, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa Beijing akan terus menangani hubungan dengan Amerika Serikat berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah