J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pemecatan pelatih Tim Nasional Indonesia, Shin Tae-yong, menjadi kabar mengejutkan di awal tahun 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Shin Tae-yong, yang kontraknya baru diperpanjang hingga Juni 2027 pada pertengahan tahun lalu, kini harus mengakhiri masa baktinya lebih awal. Sebagai konsekuensi dari pemutusan kontrak tersebut, PSSI dikabarkan menyiapkan dana kompensasi yang mencapai ratusan miliar rupiah.
Pengamat sepak bola Indonesia, Haris Pardede, menilai langkah PSSI untuk mengakhiri kontrak Shin Tae-yong memerlukan dana yang tidak sedikit. “Kabarnya, jika benar pemecatan ini dilakukan, PSSI harus membayar kompensasi yang besar, bahkan disebut mencapai ratusan miliar rupiah,” ujar Haris dalam pernyataannya melalui kanal YouTube Bung Harpa.
Besarnya kompensasi tersebut diperkirakan berkaitan erat dengan nilai kontrak Shin Tae-yong, yang diketahui menerima gaji sebesar Rp14,2 miliar per tahun.
Penghargaan atas Dedikasi Shin Tae-yong
Dalam konferensi pers, Erick Thohir menyampaikan apresiasi atas kontribusi Shin Tae-yong selama hampir lima tahun memimpin Timnas Indonesia. “Kita mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras Shin Tae-yong. Namun, dinamika timnas memerlukan perhatian khusus,” ujar Erick.
Erick juga mengisyaratkan perlunya pemimpin baru untuk Timnas Indonesia yang mampu menerapkan strategi lebih sesuai dengan visi PSSI. “Kita melihat perlunya ada pimpinan yang bisa menerapkan strategi yang disepakati bersama. Sayangnya, kerja sama ini harus berakhir,” tambahnya.
Pemecatan ini juga mendapat sorotan dari media internasional, termasuk Korea Selatan. Beberapa media menilai keputusan PSSI mencerminkan tantangan dalam pengelolaan sepak bola di Indonesia.
Dengan berakhirnya kerja sama ini, PSSI menghadapi tugas penting untuk menentukan sosok pengganti Shin Tae-yong. Erick Thohir menyebutkan, pelatih baru akan diumumkan pada 12 Januari mendatang.
Shin Tae-yong mulai melatih Timnas Indonesia sejak 2019. Selama masa kepemimpinannya, ia membawa berbagai perubahan, baik dari sisi taktik maupun pengembangan pemain muda. Namun, perjalanan kariernya di Indonesia kini berakhir lebih cepat dari yang direncanakan.
Pemecatan ini menandai awal baru bagi PSSI dalam menentukan arah dan strategi untuk masa depan Timnas Indonesia. Keputusan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola nasional.
Editor: Agung