Hari Raya di Tengah Dentuman Senjata

Siswi MAN 1 Kota Batam, Naila Ahmad Farah Adiba. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh Naila Ahmad Farah Adiba

HARI raya tahun ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Jika di sini hari raya identik dengan silaturahmi ke sanak saudara, di belahan bumi lainnya diterjang ribuan rudal setiap detiknya.

Hari bahagia itu menjadi hari nestapa seluruh kaum muslimin sedunia. Kaum muslim yang masih memiliki hati nurani dalam jiwa dan dada mereka. Tapi sayangnya, tak semuanya memiliki perasaan yang sama.

Ada yang enggan bersuara dengan alasan tak punya skill apa-apa. Ada yang masih tega untuk mengkonsumsi produk-produk yang berafiliasi dengan israhell laknatullah ‘alaih. Bahkan ada yang menjadi bagian dari para pendukung genosida.

Katanya, bumi itu hanya satu. Tapi, mengapa kini ada dua langit yang berbeda? Yang satu penuh gemerlap cahaya, sedangkan yang satunya lagi penuh dengan api yang membumbung tinggi.

Perasaan bahagia yang seharusnya menghampiri, harus tersapu oleh kabut kesedihan yang datang setiap hari. Para bayi tak berdosa, wanita yang tak berdaya, serta para lansia menjadi korbannya.

Di saat para penguasa muslim berpesta pora, saudara kita di P4l3stina harus rela untuk terganggu salat dan tidur nyenyaknya. Tak hanya kaum muslimin yang menjadi korban, gereja-gereja umat kristen pun turut diratakan.

Jika kita kembali kepada kata Idul Fitri, maka maknanya adalah kembali kepada fitrah. Fitrah seorang manusia adalah merdeka dari penjajahan kepada sesama manusia. Tapi sayangnya, kini hanya ilusi semata.

Semua kemunafikan itu menjadi bukti pengkhianatan mereka. Para pemuja hak asasi manusia, ternyata mereka investor utama dana yang digunakan untuk genosida.

Israhell yang katanya umat pilihan Tuhan, tapi mengapa berbuat sesuatu yang menjadi sebab kemurkaan? Lucunya, penguasa muslim tak mampu berbuat apa-apa.

Mereka yang punya jabatan dan kekuasaan hanya sibuk dengan kesejahteraannya sendiri. Hingga lupa bahwa ada saudara seakidah yang dizalimi dan dihabisi tanpa henti.

Jika hari raya tahun ini terasa berbeda, tengadahkan tangan kita bersama untuk mendoakan saudara kita di P4l3stina. Semoga Allah berikan mereka keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi genosida yang terus-menerus dilakukan. Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.

Wallahu a’lam bish showwab.

Penulis adalah Siswi MAN 1 Kota Batam