
Oleh Naila Ahmad Farah Adiba (Siswi MAN 1 Kota Batam)
GENOSIDA yang terjadi selama berbilang purnama itu belum selesai. Anak-anak masih tetap menjadi korban kekejaman zionis Yahudi. Para pemuda dihabisi. Bahkan para muslimah nya dinodai.
Lalu mengapa kaum muslimin tetap bungkam tanpa kata? Apakah kita lupa bahwasanya umat muslim itu ibarat satu bangunan yang sama?
Namun, di saat para pemimpin dunia tidak mengirimkan senjata dan tentara, sebuah kapal yang berisi para aktivis dari berbagai negara berlayar menuju perairan G4za melalui laut Mediterania untuk menyalurkan bantuan dan rasa kepedulian.
Sebuah aksi kemanusiaan yang didasari oleh hati nurani. Bukan untuk selfie, tapi untuk menyadarkan masyarakat agar jangan abai terhadap genosida yang terjadi. Walaupun saat tulisan ini dibuat, para aktivis itu telah dicegat oleh tentara israhell sehingga tidak bisa menyalurkan bantuan kepada penduduk P4l3stina.
Tapi, meskipun begitu, keberanian mereka sangat menginspirasi masyarakat di berbagai penjuru dunia. Banyak yang akhirnya berbondong-bondong menuju perbatasan G4za melalui berbagai jalur. Baik jalur laut maupun jalur darat sebagaimana para aktivis dari Afrika yang sudah memulai perjalanannya.
Berita tentang kapal madleen ini sangat menampar diriku. Tak perlu menjadi muslim untuk membela P4l3stina. Cukup menjadi seorang manusia yang memiliki hati nurani dalam jiwa mereka.
Lalu, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kapal madleen yang begitu heroik ini? Setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa ini. Yang pertama teruslah bersuara untuk membela saudara kita di P4l3stina.
Jika kita masih belum bisa untuk langsung pergi ke sana dan memberikan bantuan, setidaknya kita bisa melakukan boikot. Kalau ada yang bertanya, kan boikot bukan solusi jitunya? Memang iya, tapi setidaknya kita menegaskan keberpihakan kita itu ada dimana.
Kemudian teruslah untuk mempelajari tentang Baitul Maqdis. Bebaskan pikiran kita dari berbagai informasi sesat yang selama ini mungkin pernah kita dapatkan. Karena kalau katanya Prof. Dr. Fattah El-Awaisi, beliau mengatakan, “Liberation of mind, before liberation of land.”
Setelah mendapatkan ilmu dan wawasan, jangan lupa juga untuk menyebarkannya. Agar semakin banyak orang yang open minded dengan permasalahan yang ada di P4l3stina.
Tak hanya itu, kita juga harus menyadarkan masyarakat bahwa solusi yang paripurna untuk permasalahan genosida ini adalah bersatunya umat Islam dalam satu komando kepemimpinan. Sehingga dengan bersatunya umat Islam, pemimpin negara tersebut bisa mengirimkan tentara dan senjata menuju P4l3stina.
Tentunya bukan dengan sistem saat ini, melainkan sebuah sistem kepemimpinan yang sudah disyariatkan oleh Allah Swt di dalam Al-Qur’an. Yakni sebuah sistem yang menjadikan syariat Islam sebagai landasan dalam seluruh lini kehidupan. Baik dari permasalahan rumah tangga, kehidupan bermasyarakat, bahkan hingga kehidupan bernegara.
Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis adalah siswi MAN 1 Kota Batam.

