Proyek ‘Israel Raya’ Berdasarkan Doktrin Taurat, Dinilai Mengancam Eksistensi 8 Negara Arab

Benyamin Netanyahu. (Foto: Ist)

J5NEWSROOM.COM, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperkuat dukungan terhadap visi “Israel Raya” yang sejalan dengan narasi alkitabiah dan warisan Talmud. Dia pernah menampilkan peta “Israel Raya” dalam Sidang Umum PBB pada 22 September 2023, dan menyatakan niatnya memimpin Israel memasuki “abad keseratus” — sebuah simbol perjuangan ekspansionis yang berbasis ajaran Taurat.

Wacana tersebut merupakan kelanjutan agenda ekstrem kanan Israel, khususnya yang digagas oleh partai “Zionisme Agama” di bawah pimpinan Bezalel Smotrich. Pada 2016, Smotrich menyampaikan pernyataan kontroversial bahwa perbatasan Israel seharusnya diperluas hingga mencakup Damaskus, serta wilayah di enam negara Arab — Suriah, Lebanon, Yordania, Irak, sebagian Mesir, dan Arab Saudi — sebagai pemenuhan visi Zionis dari Sungai Nil sampai Sungai Efrat.

Proyek Israel Raya ini telah menjadi program serius di kalangan ekstrem kanan Israel sejak era Begin di tahun 1977, dengan penggunaan istilah Alkitab seperti “Yudea dan Samaria” untuk Tepi Barat, serta upaya ekspansi permukiman Yahudi secara sistemik. Kelompok ini menggali doktrin Taurat dan teks-teks kitab suci sebagai landasan ideological bagi klaim teritorial dan aneksasi politik.

Editor: Agung