Oleh Erwan Widyarto
TIGA hari lalu, saya buka lagi lembar demi lembar buku “Produktif Sampai Mati” Buku yang saya susun untuk memberi ‘hadiah kejutan’ promosi Doktor Mas AQUA Dwipayana, 15 April 2016. Buku yang telah mengantarkan saya –tentu atas kebaikan Mas AQUA– menjadi anggota jamaah umroh The Power of Silaturahim (POS) I.
Membaca kembali buku itu, saya hanya ingin mengonfirmasi kembali yang saya tulis tujuh tahun lalu itu. Apakah yang saya tulis dari “Inspirasi seorang AQUA” itu masih valid. Apakah “resolusi 85% hidup saya untuk sosial” dari seorang AQUA masih berlangsung, menurun atau malah meningkat?
Dari poin-poin yang menjadi kata kunci (keywords) di buku tersebut, dan kegiatan-kegiatan Motivator Nasional ini serta testimoni banyak pihak yang saya terima, saya berkesimpulan AQUA tidak konsisten. Alias tidak bisa menjaga keajegan.
Mengapa begitu? Ya. Ternyata apa yang dilakukan AQUA tidak konsisten. Alias tidak sama dengan sebelumnya. Jika sebelumnya dia kerjakan A. Maka tujuh tahun setelahnya dia lakukan A++. Tidak konsisten kan?
Jika saat saya tulis, AQUA menyatakan 85% hidupnya untuk kegiatan sosial, sekarang sudah meningkat menjadi 90 atau mungkin malah 95%. Tidak konsisten kan?
Bahkan saat Pandemi Covid-19, ketika yang lain merasa “terkurung”, tidak bisa bergerak, AQUA tidak konsisten seperti yang lain. Intensitas silaturahim dan berbaginya justru meningkat. Dia masih terlihat “beredar” dari satu provinsi ke provinsi lain di Indonesia.
AQUA tidak hanya berbagi lewat penyampaian Sharing Komunikasi dan Motivasi, tetapi juga membagikan uang yang jumlahnya lumayan besar. Disalurkan kepada mereka yang membutuhkannya terutama ke teman-temannya yang sedang kesusahan.
Sering Buat Kejutan
Tidak hanya berbagi secara langsung, mantan wartawan Jawa Pos ini juga berbagi lewat daring (online). Menggunakan platform yang booming saat pandemi: zoom. Frekuensinya juga sangat tinggi.
Begitu pula hobinya membahagiakan orang lain. Suami Retno Setiasih ini paling bisa untuk membuat pihak lain bahagia. Bahkan sering berupa kejutan. Serba mendadak. Seperti tulisan yang pernah dibagi dengan judul: Kejutan Beruntun yang Menyenangkan Buat Tamu Istimewa.
Kejutan-kejutan seperti itu sudah dilakukan sejak lama dan juga terekam di dalam buku berjudul “Produktif Sampai Mati”. Di bagian awal buku itu saya tulis tentang hadiah umroh kejutan untuk, John Kennedy, tukang kebun di PT Semen Padang.
Kejutan-kejutan seperti itu terus dilakukan secara tidak konsisten dalam bentuk pemberangkatan jamaah umroh POS I hingga IV. Tidak konsisten karena setiap tahun terus meningkat.
Kejutan membahagiakan lainnya, semua sudah tahu, misalnya hadiah bulan madu atau wisata keluarga ke Bali atau ke Yogyakarta. Semua full service dari AQUA Dwipayana dan keluarga. Yang paling aktual: Menjamu Tamu Istimewa dari Empat Negara di Resto Bali Timbungan Badung, Bali.
“Tambahan Kejutan.”
Dan “paling aktual” yang kami alami, Selasa sore (19/4/2023) kemarin. Hari sudah petang. Pukul 16.30. HP saya menerima panggilan masuk.
“Mas Erwan lagi di mana? Sibuk nggak? Buka bersama yuk hari ini. Ajak keluarga ya. Ajak Mas Adib juga. Mas Erwan yang tentukan tempatnya deh. Nanti saya meluncur ke lokasi,” begitu suara Mas AQUA beruntun seperti peluru senapan serbu hehehe….
Ini kejutan mendadak. Waktu sudah jelang berbuka. Saya sedang santai dan keluarga juga tidak ada jadwal berbuka. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Ada saja anggota keluarga kami yang berbuka bersama. Bahkan, istri saya, selain menerima pesanan kue Lebaran, beberapa kali mendapat pesanan makanan untuk berbuka di masjid. Alhamdulillah sore itu lagi bebas.
Kami pun berkoordinasi. Mencari resto yang masih available. Kemudian kontak Pak Adib yang ternyata masih masuk kantor. Alhamdulillah, di tengah penuhnya pengunjung Bale Ayu Resto Jombor, masih ada meja untuk kami.
Di resto yang terletak 100 meter utara Hotel The Rich Yogyakarta, milik Pak Soekeno, teman akrab Mas AQUA inilah, kami mendadak buka bersama.
Alhamdulillah, silaturahim mendadak ini penuh makna. Setidaknya kami merasakan kebahagiaan karena kejutan membahagiakan dari Mas AQUA. Termasuk kebahagiaan Pak Adib yang sepertinya melebihi bahagianya Pak Dahlan Iskan yang lagi Safari Tianjin.
Kami bisa hadir bersama istri dan kedua anak kami. Satu anak masih di Bogor. Sedangkan Pak Adib kemudian disusul oleh Gibran, anak nomor duanya. Kami semua benar-benar bahagia. Apalagi dengan “tambahan kejutan” yang kami terima saat kami berpamitan untuk pulang.
Terima kasih untuk ketidakkonsistenannya Mas AQUA. Tidak banyak orang yang bisa “tidak konsisten” seperti sampeyan. Kami doakan semakin tidak konsisten mengerjakan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
AQUA tujuh tahun lalu, seperti yang saya tulis di buku “Produktif Sampai Mati”, berbeda dengan yang sekarang. Jadi, kesimpulan saya: AQUA tidak konsisten. Ya kan?
Penulis adalah wartawan senior yang tinggal di Yogyakarta.