J5NEWSROOM.COM, Washington DC – Kebebasan pers kini semakin terancam, tetapi masih ada alasan untuk berharap, kata wartawan, Rabu (3/5/2023), dalam acara memperingati ke-30 tahun Hari Kebebasan Pers Sedunia.
Wartawan, pakar-pakar kebebasan pers, dan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken berkumpul di kantor pusat surat kabar Washington Post di Washington, DC Amerika Serikat. Mereka membahas tantangan dan ancaman paling mendesak yang dihadapi jurnalis di seluruh dunia, mulai dari penangkapan dan disinformasi hingga penyerangan fisik dan pelanggaran hukum.
Penangkapan reporter harian Wall Street Journal, warga Amerika Evan Gershkovich, bulan lalu oleh Rusia, atas tuduhan spionase yang tidak berdasar, dikecam secara luas dalam acara tersebut. “Kami tahu bahwa jurnalis di seluruh dunia semakin tertekan,” kata Blinken.
“Rusia yang, seperti segelintir negara lain, secara salah menahan orang, menggunakan mereka sebagai pion politik, menggunakan mereka sebagai penawar dalam praktik yang benar-benar tidak bisa diterima,” ujar Blinken.
Pada 2022, setidaknya 363 wartawan ditahan karena pekerjaan mereka. Ini jumlah baru tertinggi global, naik 20% dari 2021, menurut Komisi untuk Perlindungan Wartawan, organisasi kebebasan pers.
Percakapan Blinken dengan kolumnis Washington Post, David Ignatius, sempat terputus ketika beberapa demonstran menyerbu panggung. Mereka menuntut pembebasan Julian Assange, pendiri WikiLeaks yang dipenjara. Amerika menuduhnya melakukan spionase karena merilis dokumen militer Amerika yang bocor.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah