15 Rahasia yang Diketahui Orang Sukses Tentang Manajemen Waktu

Buku karya Kevin Kruse. (Foto: Amazon.com)

Akibatnya, pekerjaan yang lebih sulit atau kurang penting sering kali tidak terselesaikan. Itu mungkin tidak menjadi masalah, jika bukan karena fakta bahwa item yang belum selesai di daftar tugas Anda pasti akan menyebabkan banyak ketegangan, yang sebenarnya bisa dicegah.

Faktanya, para peneliti Florida State University mengungkapkan, hanya dengan menyusun rencana untuk menyelesaikan tugas dapat mengurangi stres.

Shannon Miller, pesenam Olimpiade, adalah contoh yang bagus. Dia bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya, menyelesaikan tugas sekolahnya, berlatih untuk Olimpiade, dan bahkan memberikan wawancara media dengan menghalangi waktu untuk tugas-tugas penting.

Metode ini disebut sebagai pemblokiran waktu atau tinju waktu, dan hanya mengharuskan Anda menyimpan kalender yang tepat.

Miller terpaksa memprioritaskan tugas-tugas yang akan membantunya lebih dekat dengan tujuannya, dan dia masih mengikuti jadwal menit demi menit hingga hari ini.

Tetapi, Anda pasti akan menghadapi aktivitas sesuai jadwal Anda, yang tidak dapat Anda lakukan. Alih-alih membiarkannya memudar ke latar belakang, cukup atur ulang.

Misalnya, jika Anda secara teratur pergi ke gym di siang hari, tetapi memiliki penerbangan pada waktu yang sama, cukup alihkan latihan Anda ke pagi hari.

Atasi penundaan dengan mengantisipasi tindakan masa depan dan menerima kenyataan bahwa akan selalu ada lebih banyak yang harus dilakukan.

Semua orang pernah ke sana: tenggat waktu yang kritis mendekat, dan alih-alih berfokus pada tugas yang ada, Anda terpaku pada layar, menggulir Facebook, mengirim SMS ke teman, atau menonton acara TV favorit Anda.

Penundaan adalah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, tetapi ada metode untuk mengatasinya dan menyelesaikan sesuatu.

Tip keempat adalah Anda dapat mengatasi penundaan dengan membayangkan diri Anda di masa depan. Lagi pula, Anda tidak menunda-nunda karena Anda malas; Anda menunda-nunda karena Anda kurang motivasi.

Dilema ini dapat diselesaikan dengan membayangkan diri Anda di masa depan dan mengajukan dua pertanyaan kepada diri sendiri: “Kesenangan apa yang akan saya peroleh dari melakukan hal ini?” “Berapa banyak penderitaan yang akan saya timbulkan, jika saya tidak melakukannya?”

Bayangkan memiliki perut buncit yang besar dan merasa benar-benar lesu, jika tujuan Anda adalah berolahraga setiap hari tetapi Anda tampaknya tidak dapat memotivasi diri sendiri untuk melakukannya.

Rejimen mental seperti ini akan memotivasi Anda untuk turun dari sofa dan ke treadmill. Bersamaan dengan itu, bersikap jujur tentang kegiatan yang akan dilakukan diri Anda di masa depan dapat membantu Anda mencapai tujuan Anda.

2