Sajak Sajak Muchid Albintani

Muchid Albintani

Menunggu Waktu
 
Semut semut yang nakal serta kecoa liar
tak pernah bergumam lagi, padahal sesekali
kokok ayam masih terus bersahutan
mungkinkah alam mulai rindu pada kejujuran
yang puluhan tahun terhempas gelombang
kepintaran.
 
Hari ini dua dasa warsa ke depan walau
pungguk terus membenci bulan, pak ngah
tak akan pergi, bulan tetap tenggelam
tersebab nakhoda terlanjur pintar
dua kali terasa lebih,
tiga empat akan menjadi.
 
Hanya menunggu waktu. Pada audit yang
serba plus positif tak ada negatif.
Utang tak ada.
Kemiskinan nihil.
Kejujuran surplus.
Nilai tukar melampau dolar pound rubel yuan.
 
Menunggu waktu bukan sebatas tanda.
Tersebab waktu bukan uang, maka dapat
bermetamarfosis berubah rindu.
Berpisah untuk menyatu seperti uni soviet tempoe doeloe
bukan membuang waktu.
tersebab bagian rindu yang terpenggal.


 
Pekanbaru, September 2022

2