Nikmati Sensasi Sate Lalat Khas Pamekasan Madura

Sate lalat khas Pamekasan Madura yang dagingnya lebih kecil tapi nikmat. (Foto: Kapanlagi)

J5NEWSROOM.COM – TIDAK susah memang menemukan kuliner sejenis sate Madura di berbagai daerah. Pasalnya setiap daerah ada saja orang yang menjual makanan khas pulau garam ini. Ya, orang Madura memang dikenal sebagai perantau ulung. Tak heran bila mereka datang ke daerah rantauan seringkali membawa serta makanan khas Madura.

Namun, cita rasanya seringkali sedikit berubah karena lebih menyesuaikan dengan budaya kuliner di daerah rantauan. Menikmati kuliner sate Madura yang paling pas ya di Madura, tepatnya di Pamekasan dengan kulinernya yaitu sate lalat.

Rasanya belum afdol datang ke Madura tanpa mencicipi sate lalat. Namanya memang sedikit ekstrim, tapi itulah yang menjadi daya tarik para penikmat kuliner. Sate lalat atau biasa disebut sate laler masih menggunakan daging ayam atau kambing. Hanya saja bentuknya dipotong lebih kecil dari sate biasa atau seperti lalat sehingga orang Madura menyebutnya sate lalat.

Dalam satu tusuk sate biasanya berisi 3 sampai 5 potong daging. Karena potongannya lebih kecil, sate lalat menggunakan lidi bukan bambu agar potongan daging tidak mudah rusak saat ditusuk.

Ciri khas sate lalat terletak pada bumbu kacangnya yang berbeda dengan bumbu sate lainnya. Sate lalat tidak menggunakan kacang goreng tapi menggunakan kacang yang sebelumnya telah disangar atau disangrai. Kemudian dimasak dengan air setelah itu baru dihaluskan. Irisan daging kecil-kecil membuat bumbu lebih meresap sehingga rasanya gurih dan nikmat.

Bila sepuluh tusuk sate biasa sudah cukup, porsi sate lalat bisa sampai 20 hingga 30 tusuk dengan pendamping lontong atau nasi. Agar tidak mudah gosong, sate yang telah ditusuk sebelumnya dicelupkan ke dalam minyak goreng. Proses pemanggangan juga tidak bisa dilakukan terlalu lama. Bahkan terkadang untuk menciptakan aroma yang khas dan nikmat penjual sate lalat seringkali membuat kecapnya sendiri.

Sate lalat mulai popluer sejak 25 tahun lalu di Pamekasan. Cara menjualnya juga identik dengan alat tradisional yang terbuat dari anyaman bambu lalu dipikul keliling kampung saat berjualan. Sate lalat bisa dinikmati di kota Pamekasan tepatnya di kawasan kuliner Saesalera Jalan Niaga dan Jalan Purba.

Berderet penjual sate lalat dapat ditemui di sini termasuk warung Pak Ento yang memang sudah lama menjual sate lalat. Biasanya warung sate dikawasan tersebut buka mulai sore hingga malam hari. Harga seporsi sate lalat dibandrol sekitar Rp 9.000 dan Rp 11.000 bila menggunakan lontong.

Editor: Saibansah