Puisi Wina Armada 

Wina Armada 

PALU

Tok, tok, tok ….trotoktok….troktoktok bekok bekok ….tok tok tok toktotoktok troktotok….
Irama musik mengiringi beberapa palu menari-nari dengan berbagai gaya
ada yang meloncat-loncat, atau berjumpalitan
serta cuma sambil tiduran.

Meski sama-sama palu manfaatnya
berlain-lainan.

Tok!
Di tangan tukang kayu, palu hanya dipakai untuk mengetuk dan mencabut paku.

Tok!
Di tangan ketua sidang organisasi palu dipakai untuk pengesahan .

Tok!
Di tangan penjahat palu dipakai buat memukul
kepala korban
sampai muncrat darah
dan otak berserakan.
Palu pun menjadi alat penyiksa tubuh yang paling merusak.

Tok!
Di tangan hakim palu menentukan perjalanan hidup seorang menjadi pejahat atawa bukan.
Menang atau kalah.
Di pengadilan harga palu menjadi mahal
tapi dapat  dibeli dengan uang suap.

Ada palu bersih tak pernah digunakan.
Ada palu berlumuran darah.
Ada palu yang membuat sebagian manusia gelisah.
Ada palu keluar dari mulut manusia.
Ada palu menempel menjadi tanduk di kepala orang.
Ada palu berubah menjadi manusia.
Ada manusia berubah menjadi palu.

Tok!
Telah ditetapkan:
kemulian manusia tersila mengidang lingkungan
dan melapih dengan siapa  
serta bagaimana menfaatkan palu hidupnya sendiri.

Tok, tok, tok !*

Jakarta, Hari Puisi Sedunia, 21 Maret 2023