Oleh Dhorifi Zumar
PASCA Muktamar ke-48 di Surakarta pada November 2022 lalu yang telah menghasilkan komposisi kepemimpinan baru di tingkat Pimpinan Pusat (PP), juga program Muhammadiyah periode 2022-2027, Risalah Islam Berkemajuan (RIB), serta isu-isu stategis keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan global.
Maka, di tingkat wilayah (provinsi), daerah (kabupaten/kota), cabang (kecamatan), dan ranting (desa/kelurahan) pun segera menyusul penyelenggaraan musyawarah tertinggi untuk melakukan reorganisasi/suksesi sebagai amanat AD/ART Persyarikatan Muhammadiyah.
Seperti yang kali ini dilakukan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Depok, yakni menggelar Musyawarah Daerah (Musyda) sebagai forum permusyawaratan tertinggi di tingkat daerah guna memilih komposisi pimpinan baru dan merancang program baru Muhammadiyah di Kota Depok, pada 27-28 Mei 2023. Musyda ke-7 yang seharusnya digelar pada tahun 2021 lalu diundur tahun 2023 lantaran adanya Pandemi Covid-19 ini juga bersamaan dengan penyelenggaraan Musyda PDA (Pimpinan Daerah Aisyiyah) Kota Depok.
Torehan Prestasi PDM Kota Depok
Jika kita review ke belakang, sesungguhnya kepemimpinan PDM Kota Depok periode 2015-2022 dibawah dwi-tunggal, H Idrus Yahya (Ketua) dan Ali Wartadinata (Sekretaris) telah menelorkan atau menghasilkan banyak capaian/prestasi dan kemajuan bagi Muhammadiyah di Kota Depok.
BACA JUGA: Saatnya Muhammadiyah Makin Mendunia dan Bangkitkan Ekonomi
Di bidang organisasi, PDM Kota Depok telah berhasil menambah jumlah PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) dan PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) sebagai ujung tombak atau garda terdepan dakwah Muhammadiyah.
Saat ini terdapat 43 PRM dan 8 PCM, atau bertambah 7 PRM dan 1 PCM selama 7 tahun terakhir. Juga telah terdapat 7 Ortom, yaitu Aisyiyah, IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), PM (Pemuda Muhammadiyah), NA (Nasyiatul Aisyiyah), TS (Tapak Suci), dan HW (Hizbul Wathan).
Kemudian di bidang pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) atau Pilar ke-1, Muhammadiyah Kota Depok berhasil menambah beberapa AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) berupa sekolah, sehingga kini menjadi total 30 sekolah, terdiri dari 10 Sekolah Dasar (SD), 4 Madrasah Ibtidiyah (MI), 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 5 Sekolah Menengah Atas (SMA), 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 1 Madrasah Aliyah (MA), ditambah 27 TK/PAUD. Terakhir, SMA Muhammadiyah 5 di Sukmajaya sedang dalam proses pembangunan.
Lalu di bidang Kesehatan (Pilar ke-2), Muhammadiyah Kota Depok juga telah memberikan kontribusinya dengan mendirikan dan mengelola 2 klinik/balai kesehatan, serta sedang dalam proses membangun Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Bedahan Sawangan dengan estimasi anggaran lebih dari Rp 57 miliar. Di bidang ekonomi (Pilar ke-3) PDM Kota Depok telah berhasil mendirikan BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) dan beberapa koperasi syariah yang dikelola oleh ibu-ibu Aisyiyah.
BACA JUGA: Muhammadiyah dalam Pendulum Politik Menjelang Pilpres 2024
Dalam bidang sosial dan kemanusiaan, Muhammadiyah Kota Depok telah memiliki 2 panti asuhan dan senantiasa memberikan bantuan maupun dukungan kepada masyarakat yang membutuhkan. Contohnya, ketika terjadi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi, Muhammadiyah selalu memberikan bantuan kepada korban bencana, melalui organisasi sayapnya yaitu MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), yang termasuk paling aktif di Jawa Barat.
Selanjutnya, di bidang dakwah dan pendidikan Islam Muhammadiyah juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pengajian, seminar, dan tabligh akbar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman agama yang moderat dan inklusif di tengah masyarakat Kota Depok. Hingga kini Muhammadiyah Kota Depok telah memiliki 45 masjid dan musholla serta 1 pesantren Darul Arqom di Sawangan.
Selain itu, Muhammadiyah Kota Depok telah membentuk Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) yang rutin menyelenggarakan PKM (Pendidikan Kader Mubaligh) setiap tahun guna menyiapkan tenaga dai/mubaligh yang handal dan mumpuni. Konon, KMM Kota Depok ini termasuk yang paling aktif se-Jabodetabek.
Lebih dari itu, Muhammadiyah Depok sejak 2017 juga telah mendirikan lembaga filantropi atau jaring pengaman sosial, yakni Lazismu (Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah). Lazismu memiliki peran yang penting dalam pengumpulan dan penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari masyarakat.
BACA JUGA: Hadiri Muswil Muhammadiyah IV Kepri, Gubernur Ansar Ungkap Peran Penting Muhammadiyah
Beberapa kiprah Lazismu di Kota Depok antara lain Program Zakat Produktif, Program Bantuan Pendidikan, Program Bantuan Kesehatan, Program Bantuan Pangan, dan program sosial lainnya. Dengan demikian, Lazismu di Kota Depok memiliki peran yang penting dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang bermanfaat dan berkelanjutan.
Dengan usia PDM Kota Depok yang baru 28 tahun, berdiri sejak 1995 ketika masih berstatus Cabang Depok sebagai Kecamatan di Kabupaten Bogor, maka prestasi atau legacy yang telah ditorehkan oleh PDM Kota Depok patut diapresiasi yang setinggi-tingginya. Jangan dibandingkan dengan PDM di kota/kabupaten lain yang usianya sudah lebih lama atau mungkin lebih dari 50 tahun.
Tantangan ke Depan
Di samping succecs story yang telah dipaparkan di atas, Muhammadiyah Kota Depok juga masih menyimpan berbagai kelemahan atau kekurangan, karena tidak ada manusia yang sempurna (no body’s perfect). Kelemahan/kekurangan itu tentu saja akan menjadi tantangan bagi kepemimpinan PDM yang baru dari hasil dari Musyda ke-7 nanti, untuk ke depan segera dilengkapi atau disempurnakan.
Kelemahan yang bisa diinventarisasi itu antara lain dalam program kaderisasi, khususnya untuk kader muda. Karena tidak semua program kaderisasi dapat berjalan merata di semua PCM maupun PRM. Masih terdapat beberapa PCM yang program kaderisasinya mandek atau stagnan. Program kaderisasi yang masih berjalan cukup intensif yaitu di PCM Beji, PCM Sawangan, PCM Depok Barat, PCM Pancoran Mas, dan PCM Sukmajaya.
Tidak berjalannya kaderisasi tersebut umumnya karena organisasi otonom (ortom) atau sayap angkatan muda Muhammadiyah (AMM), seperti IPM, IMM, PM, maupun NA belum berjalan dengan sesuai harapan. Sehingga stok kader-kader muda potensial tidak berhasil ditelorkan, akibatnya terdapat beberapa PRM maupun PCM yang kondisinya “hidup segan mati tak mau” (la yahya wala yamutu) atau “adanya seperti tidak adanya” (wujuduhu ka’adamihi), alias hanya menjadi organisasi papan nama.
BACA JUGA: Ki Ageng Pemanahan, Manahan dan Semangat Pembaruan Muhammadiyah
Belum adanya perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) di Kota Depok hingga kini baik sekolah tinggi, akademi, institut maupun universitas juga menjadi salah satu biang kerok mandeknya kederisasi. Sebab jika ada PTM maka dijamin kaderisasi akan relatif berjalan lancar, terutama dengan berdirinya IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), PM (Pemuda Muhammadiyah), NA (Nasyiatul Aisyiyah), maupun TS (Tapak Suci) di kampus Muhammadiyah tersebut.
Padahal di kota-kota sekitar, seperti Bogor telah berdiri Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (UMBARA), Tangerang telah memiliki Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) dan Universitas AR Fachruddin Tangerang, serta di Jakarta telah bertambah PTM baru yaitu Universitas Saintek Muhammadiyah Jakarta, selain UMJ dan Uhamka.
Jika di Kota Depok berdiri PTM, maka akan kian mengakselerasi kemajuan Muhammadiyah di Kota Depok, sesuai tagline yang diusungnya yaitu Islam Berkemajuan. Apalagi jumlah populasi penduduk Kota Depok menurut data BPS tahun 2022 mencapai 2,1 juta jiwa, dimana usia produktif (20-39 tahun) terdapat sekitar 688.798 jiwa. Artinya captive market bagi kampus PTM masih sangat besar.
Kualitas akademik sekolah-sekolah Muhamadiyah di Kota Depok juga perlu di-upgrade agar bisa bersaing dengan sekolah-sekolah negeri maupun swasta terutama sekolah IT (Islam Terpadu). Dari berbagai pemeringkatan yang pernah dibuat oleh Disdik maupun Kemendikbud atau lembaga pemeringkat sekolah lainnya, sekolah-sekolah Muhammadiyah di Kota Depok masih terlihat kepayahan untuk mengejar ketertinggalannya. Ke depan sudah saatnya Majelis Dikdasmen PDM Kota Depok untuk fokus membenahi kualitas disamping tidak melupakan kuantitas.
Bidang ekonomi pun perlu mendapat perhatian lebih intens lagi, karena sejauh ini effort dan efeknya belum begitu dirasakan oleh anggota atau warga Muhammadiyah. Padahal kalau bidang ekonomi ini digarap lebih serius, maka efek dominonya akan sangat besar. PDM sudah saatnya juga memberikan perhatian serius pada kesejahteraan (maisyah) aktivis/kader Muhammadiyah.
Jangan sampai mereka berlelah-lelah mencari maisyah di luar Muhammadiyah gara-gara adanya doktrin “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Agaknya perlu adanya reinterpretasi yang proporsional terhadap doktrin tersebut, agar tidak gagal paham atau salah mengartikan.
Bidang pendayagunaan wakaf juga tak kalah penting untuk digeber lebih kencang lagi, apalagi Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah segera meluncurkan gerakan Jihad Berwakaf. Harus diakui bahwa kesadaran berwakaf di masyarakat kita masih sangat rendah akibat masih rendahnya literasi, edukasi dan sosialisasi tentang wakaf di negara kita, baik itu wakaf aset, wakaf uang, maupun wakaf melalui uang.
Tak kalah penting juga pimpinan LPCR-PM (Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid) periode mendatang memiliki pekerjaan rumah untuk melengkapi 4 kecamatan yang belum terdapat PCM, yaitu Kecamatan Cinere, Cilodong, Tapos dan Cipayung.
Last but not least, semoga figur-figur yang terpilih dalam Musyda ke-7 PDM dan PDA Kota Depok nanti adalah mereka yang memiliki komitmen. Artinya harus mau bekerja karena sebelumnya sudah menandatangani kesanggupan menjadi anggota pimpinan.
Kedua, memiliki integritas. Artinya seseorang pemimpin harus bisa menjadi teladan yaitu berakhlak mulia. Dan yang ketiga harus memiliki kompetensi, artinya harus selalu meng-upgrade diri dan menambah wawasan.
Pendek kata, mereka harus memiliki elan vital, fighting spirit, dan jiwa berkorban (pengabdian) yang paripurna, di samping mumpuni secara ilmu/wawasan, visioner, kreatif, inovatif, serta memiliki jaringan yang luas. Sehingga Muhammadiyah di Kota Depok dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menjadi organisasi yang lebih maju dan berkembang di masa yang akan datang. Selamat ber-Musyda ke-7 Muhammadiyah Kota Depok !!
Penulis adalah Kontributor Majalah Siber J5NEWSROOM.COM, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kalibaru Kota Depok, dan anggota Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah.