Atasi Kelangkaan Gas LPG 3 Kg, Disperindag Batam Gelar Operasi Pasar di Tiga Lokasi

Armada Pertamina mengangkut gas subsidi 3 kg alias gas melon yang sulit didapat oleh warga Kota Batam. (Foto: Aldy/BTD)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat di sejumlah wilayah Kota Batam menghadapi kesulitan mendapatkan gas subsidi LPG 3 kilogram. Untuk merespons keluhan ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, bekerja sama dengan Pertamina, menggelar operasi pasar di tiga lokasi berbeda.

“Ada sedikit kendala dalam distribusi. Oleh karena itu, hari ini kami bersama Pertamina mengadakan operasi pasar di tiga titik sesuai kebutuhan di kecamatan tertentu,” ujar Sekretaris Disperindag Batam, Gufron, pada Minggu (16/9/2024).

Lokasi operasi pasar tersebut meliputi dua titik di Kecamatan Bengkong dan satu titik di Kecamatan Batam Kota, tepatnya di MB2. Menurut Gufron, operasi pasar ini akan berlangsung beberapa hari ke depan, disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing kecamatan.

“Kami targetkan dua truk gas LPG 3 kg per titik, dengan kapasitas satu truk mencapai 560 tabung. Setiap warga diperbolehkan membeli maksimal dua tabung. Kami berharap ini dapat membantu masyarakat yang kesulitan,” harapnya.

Ia juga menjelaskan, dalam beberapa hari ke depan, Disperindag dan Pertamina akan mengevaluasi serta menyelesaikan kendala teknis di lapangan, termasuk memastikan kelancaran sistem pengiriman dan distribusi gas ke masyarakat.

“Mudah-mudahan dalam lima hingga tujuh hari ke depan semua masalah dapat teratasi, dan kami akan mengevaluasi pelaksanaan operasi pasar ini,” tambah Gufron.

Mengenai distribusi, Gufron menegaskan bahwa tidak ada kendala signifikan. Kuota gas LPG 3 kg pun akan ditambah, terutama di kecamatan dengan jumlah penduduk yang lebih banyak. Ia berkomitmen mencari akar penyebab kelangkaan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

“Distribusi disesuaikan dengan kebutuhan di setiap kecamatan, tergantung jumlah penduduk. Kecamatan dengan populasi lebih besar akan mendapat kuota lebih banyak,” jelasnya.

Pemerintah juga telah melakukan pengawasan ketat terkait penggunaan gas LPG 3 kg. Gufron menekankan bahwa gas bersubsidi ini tidak boleh digunakan oleh kalangan menengah ke atas maupun pelaku usaha besar.

Di sisi lain, beberapa pangkalan gas mengakui bahwa distribusi dari agen masih berjalan sesuai jadwal. Namun, mereka juga merasa heran dengan kelangkaan yang terjadi. Biasanya, masyarakat membeli gas setiap dua atau tiga pekan, tetapi belakangan ini banyak warga membeli gas lebih sering, bahkan dua kali dalam seminggu.

“Kami bingung dengan tingginya permintaan saat ini. Biasanya, satu tabung cukup untuk dua atau tiga minggu. Sekarang, setiap kali ada distribusi, warga selalu membeli. Ini menyulitkan kami dalam mengatur stok,” keluh salah satu pemilik pangkalan di Kecamatan Batam Kota yang enggan disebutkan namanya.

Operasi pasar ini diharapkan dapat meredakan kelangkaan yang terjadi dan membantu masyarakat mendapatkan gas subsidi secara lebih mudah.

Editor: Agung