![](https://j5newsroom.com/wp-content/uploads/2025/02/DAHLAN-LUHUT.jpg)
Oleh Dahlan Iskan
SIAPA yang jadi “Luhut Binsar Pandjaitan” di pemerintahan Presiden Prabowo sekarang ini?
Banyak yang salah kira. Luhut dikira masih menjadi Luhut. Memang, saya dengar, Prabowo ingin Luhut tetap jadi Luhut. Bahkan dengan huruf-huruf yang diperbesar semua: LUHUT. Dengan posisi sekelas menteri utama.
Tidak. Luhut tidak mau. Ia merasa sudah waktunya surut –agar yang lebih muda yang tampil. Ia kini sudah 77 tahun. Seumur dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Meski sempat sakit kondisi Luhut sebenarnya masih prima. Fisik dan otaknya masih tidak kalah dengan yang muda. Ia orang tua yang masuk daftar perngecualian.
Perannya dalam percepatan pelaksanaan program pemerintah diakui semua pihak. Perannya melebihi jabatannya.
Anda pernah bilang Luhut adalah “menteri segala urusan”. Ia memang tukang gedor. Tukang gebrak. Program yang macet jadi hidup di tangannya. Ia ibarat viagra di pemerintahan.
Lalu siapa yang jadi Luhutnya di pemerintahan sekarang?
Belum kelihatan. Di heboh makan siang gratis, di elpiji 3 kg, di PSN PIK2 tidak terlihat ada yang berperan sebagai Luhut.
Apakah Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo? Kelihatannya bukan. Apakah Mayor Teddy Seskab? Antara iya dan tidak. Lebih banyak tidaknya.
Apakah Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin? Juga bukan. Beliau memang selalu dekat dengan Prabowo tapi bukan dalam peran sebagai “Luhut”.
Bagaimana dengan Dasco Ahmad? Bisa iya. Tapi sebagian. Dasco kelihatannya menjadi “Luhut” khusus untuk parlemen. Hebat. Efektif. Melebihi efektifitas Luhut yang asli.
Anda bisa lihat bagaimana efisiennya DPR sekarang ini. Inilah era DPR bisa lebih efektif dan efisien dari eksekutif. Dunia telah terbalik.
Dasco sudah bisa membuktikan bisa menjadi ”Luhut”. Memang baru di DPR. Apakah mungkin Dasco juga akan jadi ”Luhut” di tempat lain?
Saya tidak berani menebak. Saya pilih tunggu tebakan Anda.*
Penulis adalah wartawan senior Indonesia