Rencana Pembangunan Pabrik Semen Dikhawatirkan Mengancam Kawasan Karst di Wonogiri

Ilustrasi karst Gunungsewu, Wonogiri. (Foto: Ist)

J5NEWSROOM.COM, Rencana pendirian pabrik semen di Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, menimbulkan pro kontra, terutama terkait potensi ancaman terhadap kawasan bentang karst Gunungsewu, yang pada 2023 memperoleh predikat Green Card dari UNESCO Global Geopark. Ketua Umum Masyarakat Speleologi Indonesia (MSI), Petrasa Wacana, mengkritik keputusan pemerintah yang memberikan izin pendirian pabrik semen tersebut. Petrasa menilai pendirian pabrik semen bukanlah prioritas saat ini, terutama karena Indonesia sudah mengalami surplus semen. Hal ini membuat tujuan ekonomi dari proyek tersebut menjadi diragukan, apalagi kawasan karst Gunungsewu yang berfungsi sebagai penyimpan air dan memiliki nilai ekologis tinggi.

Petrasa juga menyebutkan bahwa pengalaman di wilayah lain menunjukkan bahwa keberadaan pabrik semen cenderung memicu konflik dan tidak membawa kesejahteraan yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ulang terhadap izin yang telah dikeluarkan, mengingat dampaknya yang tidak hanya akan merusak kehidupan sosial ekonomi masyarakat, tetapi juga mengancam lingkungan dan geopark Gunungsewu yang diakui dunia.

Di sisi lain, dokumen kelayakan lingkungan hidup yang diterbitkan oleh Pemerintah Jawa Tengah menunjukkan bahwa PT Anugerah Andalan Asia (Anugerah) akan mendirikan pabrik semen dengan kapasitas maksimal 4,5 juta ton per tahun, mencakup wilayah yang luas di beberapa desa di Kecamatan Pracimantoro. Selain itu, izin tambang batu gamping yang menjadi bahan baku semen juga telah dikeluarkan untuk PT Sewu Surya Sejati dengan kapasitas usaha maksimal 4,2 juta ton per tahun. Ini menambah kekhawatiran akan dampak buruk terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem kawasan karst Gunungsewu.

Sementara itu, meskipun ada surplus semen yang dijelaskan oleh Petrasa, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) melaporkan bahwa produksi semen terus meningkat setiap tahunnya, meski permintaan pasar tidak menunjukkan tren yang sama. Antara 2020 hingga 2023, pasokan semen Indonesia berkisar antara 62 hingga 65 juta ton per tahun, dan pada 2024 diperkirakan akan mencapai 85 juta ton, sementara permintaan pasar hanya berkisar antara 2,3 hingga 7,2 juta ton. Kondisi ini menambah keheranan terkait keputusan untuk mendirikan pabrik semen baru di wilayah yang begitu sensitif dari segi lingkungan dan geopark.

Saat ini, terdapat 17 perusahaan semen yang beroperasi di Indonesia, dengan mayoritas diantaranya adalah perusahaan modal dalam negeri.

Editor: Agung