Episode Kelam Umat Islam

Siswi MAN 1 Kota Batam Naila Ahmad Farah Adiba. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh Naila Ahmad Farah Adiba

HARI itu adalah hari dimana kegelapan menyelimuti bumi. Berbagai kezaliman terus datang menghampiri. Menimpa kaum muslimin di berbagai penjuru negeri. Kaum muslimin yang dahulu terkenal oleh kejayaannya, kini harus terhempas ke dalam jurang nestapa.

Ternyata benar, ketika petaka itu datang, ia menghancurkan segalanya. Ya, hari itu tepat tanggal 3 Maret 1924 Masehi, Daulah Islam diruntuhkan oleh tangan-tangan pengkhianat negara.

Sejak saat itu, umat muslim kehilangan junnah, kehilangan perisai yang mampu untuk melindunginya. Umat yang dahulu bersatu dalam satu ikatan bernama akidah, kini terpisah oleh sekat-sekat wilayah.

Di berbagai penjuru negeri, kaum muslimin dihabisi hanya karena mempertahankan kehormatan agamanya. Dihadang saat hanya ingin memperjuangkan kebenaran. Dan dikucilkan ketika tak sesuai dengan makar yang hendak mereka lakukan.

Ketiadaan institusi yang berasaskan syariat Islami ibarat awan gelap yang menggelayut di cakrawala dunia. Tanpa cahaya dan penerangan sehingga dunia tak lagi sama dalam mensejahterakan rakyatnya. Nah, hal itu ternyata memiliki dua faktor utama yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internalnya yakni ditinggalkannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara. Sehingga pintu ijtihad atau sumber penggalian hukum ditutup dan menghasilkan para ulama yang jumud alias statis tanpa melakukan apapun.

Ulama yang seharusnya menjadi penasehat penguasa melupakan tugasnya dan malah asyik mencari jabatan di kursi kekuasaan. Akibatnya penguasa yang tidak mendapatkan nasehat berbuat semaunya bahkan jika itu merugikan negara. Mereka membuat perjanjian yang merugikan diri mereka dengan negara-negara kafir.

Hal itu menjadi sebab banyak pengkhianat yang akhirnya bersarang di tubuh Daulah Islam. Para pengkhianat negara ini pada awalnya berpura-pura menjadi seorang muslim yang taat. Lalu kemudian seiring waktu berjalan ia merugikan dan menyerahkan negara kepada kaum kafir barat.

Salah satu yang terkenal dalam sejarah keruntuhan Daulah Utsmani ini adalah seorang tokoh bernama Mustafa Kemal Attaturk yang dikenal banyak orang sebagai tokoh revolusioner Turki. Padahal, ia adalah seorang pengkhianat yang meruntuhkan Daulah Utsmani. Sehingga menyebabkan penderitaan kaum muslimin di berbagai penjuru dunia.

Kemudian yang kedua adalah faktor eksternal. Faktor eksternal ini berupa perang dunia 1 yang melibatkan Daulah Turki Utsmani. Atau lebih tepatnya, Daulah yang sudah berada di titik krisisnya malah ikut ke dalam perang yang merugikan dirinya.

Hingga akhirnya Daulah kalah dan wilayah kekuasaannya dibagi-bagi kepada blok sekutu sebagai pemenang pada perang dunia satu. Kemudian pada akhirnya Daulah runtuh dan seluruh wilayah kekuasaannya diambil alih termasuk P4l3stina. Lalu Turki diubah menjadi negara sekuler yang memisahkan agama dari pemerintahan dan kehidupan.

Sejak saat itu, kaum muslimin tidak lagi memiliki pelindung untuk menjaga mereka dari kezaliman dan kejahatan penguasa kafir. Kini, 101 tahun sudah kita hidup di alam demokrasi yang penuh dengan ilusi.

Yang hanya memberikan kesejahteraan kepada mereka yang mau untuk bekerja sama. Sedangkan kita yang teguh mempertahankan agama, dipidana bahkan hingga dihilangkan nyawanya.

Maka sungguh, tak ada cara lain selain berjuang untuk menerapkannya kembali. Sebuah institusi yang berlandaskan kepada syariat Ilahi, yang akan menyebarkan kejayaan dan kedamaian di seluruh penjuru bumi.

Karena kita bukanlah umat yang mati, melainkan umat yang hanya tertidur untuk kemudian bangkit kembali menjadi pelopor kegemilangan yang hakiki.

Wallahu a’lam bish showwab.

Penulis adalah Siswi MAN 1 Kota Batam