Membaca Pengalaman dari Pusaran Kematian

Hn You Clud be Dead (Vermilion). (Foto: Orbitindonesia.com)ow to Live Whe

Judul Buku : How to Live When You Could be Dead
Penulis : Deborah James
Penerbit : Ebury Publishing
Tahun Terbit : 2022

J5NEWSROOM.COM – Bagaimana untuk bisa bangkit saat kita merasa kehidupan begitu tak adil kepada kita? Itu mungkin perasaan yang bisa jadi hampir setiap dari kita pernah mengalami dan mempertanyakannya.

Saat merasa seperti itu dan ingin melaluinya, kita mungkin bisa belajar mengatasinya dengan belajar dari pengalaman orang-orang yang tiap detiknya terombang-ambing bukan lagi di tepian tetapi di pusaran kematian.

Salah satunya seperti dari memoar berjudul How to Live When You Could be Dead, buku kedua dari buku F*** You Cancer dari Deborah James.

Buku kedua ini berisi teori pola pikir positif yang dipraktikkan penulisnya yang didiagnosis menderita kanker usus stadium empat pada tahun 2016, dan diberitahu oleh dokternya bahwa dia memiliki peluang kurang dari 8% untuk bertahan hidup dalam lima tahun ke depan.

Semangat dan pola pikir positif yang ia lakukan membuatnya bertahan hidup lebih dari yang diprediksikan dokternya. Belajar menikmati hidup “saat ini” dan belajar untuk “menghargai satu hari pada satu waktu” benar-benar memberikan keajaiban nyata dalam hidupnya.

Dilansir dari theguardian.com, How to Live When You Could be Dead sudah membuka pre-order dan akan rilis di Inggris Raya pada 18 Agustus mendatang, lebih awal dari yang direncanakan.

Hingga 19 Mei kemarin, buku ini menduduki puncak daftar buku terlaris Amazon UK, bahkan melebihi pemesanan novel kriminal populer Richard Osman, The Man Who Died Twice. Untuk setiap 3 Pound sterling (setara Rp 18 ribuan) dari buku yang terjual akan disalurkan ke Cancer Research UK melalui BowelBabe Fund miliknya di justgiving.com.

Saat mengumumkan publikasi buku kedua tersebut di akun pribadi Instagramnya, James menggambarkan bukunya sebagai cara untuk membagikan apa yang telah dia pelajari tentang bagaimana memiliki pola pikir positif ketika kita menghadapi tantangan terbesar dalam hidup.

Dengan selalu berupaya melihat dan mengingat betapa semaraknya kehidupan di sekitarnya, membuat dirinya lebih kuat dalam menerima tubuh ringkihnya dan bisa menikmati setiap momen dalam hidupnya.

How to Live When You Could Be Dead akan menggugah anda untuk mempertanyakan hidup anda seolah-olah anda tidak memiliki hari esok dan menjalaninya seperti yang anda inginkan.

Buku ini meyakinkan anda untuk berpikir tentang apa yang dapat anda lakukan jika anda yakin dapat melakukan apa pun yang anda inginkan.

Semangat dan upaya kampanye sadar kanker yang dilakukan James juga mendapatkan perhatian dan penghormatan dari Duke of Cambridge.

“Di setiap zaman, selalu ada orang-orang istimewa yang menginspirasi bangsa dengan semangat hidup dan keinginan kuat mereka untuk memberi dan melayani sesama, dan James adalah salah satu dari orang-orang istimewa itu,” ungkap Duke dan Duchess of Cambridge.

Sumber: orbitindonesia.com
Editor: Saibansah