Begawan Komunikasi Prof Deddy Mulyana Menulis Khusus Kiprah Silaturahim Dr Aqua Dwipayana pada Buku Barunya

Dr Aqua Dwipayana dengan penuh rasa syukur dan sukacita menerima buku berjudul “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer” langsung dari penulisnya Prof Deddy Mulyana. (Foto: Aqua Dwipayana/J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Guru Besar Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) Prof Deddy Mulyana MA, PhD menulis kiprah silaturahim yang selama puluhan tahun intens dilakukan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana.

Apa yang dirintis dan secara konsisten dilakukan oleh Dr Aqua terbukti hasilnya luar biasa dan dahsyat. Beberapa bukunya termasuk buku Trilogi The Power of Silaturahim masuk kategori “super best seller”.

Pada halaman 19-23 di buku terakhir yang ditulis Prof Deddy Mulyana berjudul “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer”, bapak dua anak itu menulis “Silaturahim ala Aqua Dwipayana“. Kiprah dan komitmen kuat Dr Aqua tersebut dipaparkan dengan sangat baik. Sedangkan di halaman 21 ada foto Dr Aqua sedang memegang salah satu buku karyanya. Foto itu ukurannya lebih dari setengah halaman.

“Aqua, tulisan dan foto yang besar itu merupakan apresiasi dari saya atas kiprah Anda selama ini. Anda secara konsisten selama puluhan tahun melaksanakan silaturahim ke semua kalangan tanpa pamrih,” demikian disampaikan Prof Deddy kepada Dr Aqua pada sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.

Dr Aqua sendiri merasa terhormat karena ditulis khusus di buku terbaru karya Prof Deddy Mulyana, MA, PhD yang berjudul “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer”. Itu merupakan kejutan yang menyenangkan dari promotor utamanya saat mengambil program doktoral di Fikom Unpad tersebut.

Sebelumnya Prof Deddy tidak menginfokan kepada Dr Aqua tentang itu. Dosen tamu di banyak perguruan tinggi internasional terkenal tersebut sengaja melakukan hal itu untuk memberikan kejutan yang menyenangkan kepada mahasiswa S2 dan S3-nya tersebut.

“Aqua, saya sengaja sebelumnya tidak memberitahu Anda. Itu sebagai kejutan dan hadiah ulang tahun dari saya buat Anda,” ujar Prof Deddy.

Sebagai dosennya, Prof Deddy ternyata intens mengamati berbagai aktivitas Dr Aqua. Begitu padat jadwalnya sehingga kepada bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu selalu diingatkan agar menjaga kesehatannya. Jangan keasyikan dengan kegiatannya.

Mengawali tulisannya tentang Dr Aqua, Prof Deddy menulis, “Siapa sangka bahwa buku The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi karya Aqua Dwipayana, seorang doktor lulusan Universitas Padjadjaran, akan menjadi super best seller. Sejak terbit tahun 2016, tirasnya telah menembus 170.000 eksemplar.

Ini satu dari dua buku Aqua yang saya beri ‘Kata Pengantar’. Buku satunya lagi adalah ‘Humanisme Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana’. Terbit tahun 2020, penjualannya telah menembus 65.000 eksemplar. Meski demikian, bukan Kata Pengantar saya yang membuat kedua buku itu laris manis. Lalu apa rahasianya? Kedua buku itu memang bagus. Namun faktor terpenting mengapa kedua buku itu laku adalah silaturahim, yang dalam bahasa Indonesia disebut silaturahmi.”

“Banyak lembaga, khususnya Polri dan TNI, mendapatkan pencerahan gratis dari Aqua mengenai pentingnya silaturahmi. Untuk mensyukuri kesuksesan bukunya, Aqua telah memberangkatkan beberapa angkatan umrah. Setiap angkatan terdiri dari puluhan orang dari berbagai provinsi di Indonesia terutama dari kalangan kurang mampu. Sejumlah pihak, baik perorangan ataupun lembaga turut memfasilitasi program mulia ini, khususnya Pak Ventje Suardana, pengusaha sukses yang rendah hati yang juga saya kenal dengan baik,” lanjut Prof Deddy dalam buku “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer”.

Keberuntungan Aqua, tulis Prof Deddy dalam buku itu, adalah bukti nyata hadis Nabi yang populer bahwa “Silaturahim memperluas rezeki dan memperpanjang umur.” Andai kita diizinkan Nabi untuk meringkas hadist tersebut, bunyinya mungkin menjadi “Silaturahim memperluas rezeki” karena panjang umur, juga kesehatan, adalah rezeki. Kesehatan justru lebih bernilai daripada kekayaan, seperti dirasakan banyak penderita sakit. Penyakit berat dapat membuat kita bangkrut, sementara jika sehat, kita dapat mencari kekayaan.

Mengapresiasi Buku Prof Deddy

Penghormatan yang diperoleh Dr Aqua tidak hanya itu. Saat kegiatan Webinar Bedah Buku “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer”, pria rendah hati tersebut mendapat amanah dari Prof Deddy untuk memberikan testimoni.

Kegiatan secara daring melalui aplikasi zoom meeting ini digelar pada Selasa (28/2/2023)  dan diikuti hampir seribu peserta. Bedah buku ini diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Korwil Jabodetabek bekerjasama dengan Universitas Pancasila.

Dr Aqua yang dikenal sangat dekat dengan Prof Deddy mengapresiasi  terbitnya buku tersebut. Ia secara khusus menerima buku yang sudah ditandatangani dan diberikan teks tulisan tangan Prof Deddy Mulyana, MA, PhD.

“Dr Aqua Dwipayana semoga selalu sehat dan sukses,” tulis Prof Deddy yang disertai tanda tangannya di buku yang diberikan khusus kepada Dr Aqua pada Rabu 1 Maret 2023 di Yogyakarta.

Prof Deddy Mulyana menyerahkan buku terbarunya berjudul “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer” kepada Dr Aqua Dwipayana. (Foto: Aqua Dwipayana/J5NEWSROOM.COM)

Dr Aqua yang kerap menyempatkan diri berkunjung ke kediaman Prof Deddy ketika ia bertandang ke Kota Bandung menegaskan sang guru besar komunikasi dari Fikom Unpad tersebut bisa disebut sebagai begawan Ilmu Komunikasi.

“Beliau adalah dosen favorit semua mahasiswa dari S1, S2, dan S3 tidak hanya di Fikom Unpad tapi juga di berbagai perguruan tinggi lainnya baik nasional, regional, maupun internasional. Kiprah Prof Deddy secara akademik tidak diragukan lagi. Pun dengan produkvitasnya dalam menulis,” ujar Dr Aqua.

Pria yang menempuh studi linier S1, S2, dan S3 di bidang Komunikasi dan kerap berkegiatan bareng dengan Prof Deddy dan sudah menganggapnya sebagai orangtuanya sendiri itu berharap sang profesor tetap diberikan kesehatan dan keberkahan. “Semoga terus menginspirasi dengan tulisan-tulisan beliau serta memberi teladan kesederhanaan dan kerendahan hati yang juga menjadi pembawaan beliau,” kata Dr Aqua.

Anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu menambahkan bahwa buku ini diharapkan dapat memperluas wawasan keilmuan bagi kalangan siapapun dengan cara yang ringan tanpa mengurangi bobot akademiknya. “Inilah salah satu buku penting yang memberikan pemahaman utuh kita dalam ‘membaca’ setiap persoalan sosial,” ujar Dr Aqua.

Pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini menegaskan sosok Prof Deddy yang bersahaja meski memiliki basis keilmuan tinggi di bidang Komunikasi harus menjadi teladan bagi siapapun dari kalangan manapun. “Saya belajar banyak dari sosok Prof Deddy tak hanya terkait keilmuan akademik tapi terutama ilmu dalam berkehidupan. Bahwa apapun kompetensi, keahlian, dan ilmu yang kita miliki harus dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Ini yang paling penting,” ucap Dr Aqua.

Tidak Jadi Menara Gading

Dosen pada Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Dr Gun Gun Heryanto menjadi salah seorang pembedah pada peluncuran dan bedah buku  terbaru karya Prof Deddy tersebut.

Selain Gun Gun, pembedah lainnya adalah dosen senior Fikom Unpad Dr Siti Karlinah, MSi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ST, MUD menjadi keynote speaker dan sambutan pembuka oleh Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Edie Toet Hendratno. Keduanya berbicara secara taping. Bedah buku dipandu oleh Moderator Dr. Geofakta Razali serta MC oleh Mariana RA Siregar, MIkom.

Dalam paparannya, Gun Gun mengatakan Ilmu Komunikasi hendaknya tidak hanya menjadi menara gading yang hanya disajikan di kampus dan komunitas akademisi. Akan tetapi, dalam ranah tertentu, semestinya juga bisa disampaikan, dinikmati, dan dan dimaknai oleh publik secara populer dengan bahasa yang mudah dipahami.

“Bukankah filosofi dasar ilmu pengetahuan adalah kebermanfaatannya bagi umat manusia. Lewat buku terbarunya,  “Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer” Prof Deddy Mulyana, MA, PhD sudah melakukan itu. Semua artikel dalam buku ini layak diapresiasi dan sangat mudah dicerna oleh seluruh kalangan,” ucap Gun Gun Heryanto.

Sementara itu, Siti Karlinah menegaskan meskipun Prof Deddy dikenal sebagai spesialis di  bidang komunikasi lintas budaya dan komunikasi kesehatan, tetapi topik-topik sosial-budaya, politik, bisnis, agama, media serta ketokohan diminatinya. Hal demikian terefleksikan pada sebagian artikel dalam buku ini, topiknya menarik, aktual, ilmiah, dan sesekali terselip humor segar.

“Dengan keluasan pengetahuan dan pengalamannya, beliau mengupas topik-topik tersebut dalam buku ini dengan judul-judul yang eye catching atau menarik perhatian dan membuat orang penasaran. Meski tidak kehilangan nuansa teoretisnya, tulisan-tulisan beliau terasa ringan dan mencerahkan. Ide-idenya mewakili pembaca, sesuai dengan ungkapan ‘Kau tahu yang kumau”. Pokoknya, tulisannya membumi sekali,” ujar Ibu Lili, panggilan akrab Siti Karlinah.

Ia juga memuji Prof Deddy yang jeli dan peka dalam menangkap ide. Kepekaan ini tidak lepas dari kepiawaian Prof Dedy yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis. Bahwa jurnalis yang baik itu harus jeli dan peka terhadap sebuah berita dan nilai berita. Dirinya melihat keseharian Prof Dedy yang tidak pernah lepas dari mencatat hal-hal ringan.

“Ketika kami ngobrol santai, mendadak ada ide tulisan, langsung beliau catat. Saat wisuda ada nama ‘Sumanto’ dipanggil, kemudian diikuti tepuk tangan, lalu dicatat. Pokoknya ada hal-hal ringan dicatat, yang saatnya nanti diramu jadi tulisan yang menarik,” ujar Siti Karlinah.

Buku ini memuat sebanyak 67 artikel ilmiah populer yang pernah diterbitkan di banyak media massa. Artikel-artikel tersebut membedah setiap kasus atau perkara yang menjadi atensi publik melalui kaca mata komunikasi dipadukan dengan pendekatan sosiologi, psikologi, dan konteks pendekatan komunikasi lainnya.

Editor: Saibansah