Antisipasi Perang Meluas, AS Serukan Deeskalasi ‘Mendesak’ Bentrokan Israel-Hizbullah

Utusan khusus AS Amos Hochstein memberikan pernyataan selama keterangan pers di Beirut pada Selasa (18/6).

J5NEWSROOM.COM, Lebanon – Amerika menyerukan deeskalasi bentrokan lintas batas antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon karena ancaman akan terjadi perang besar-besaran.

Komentar utusan khusus AS Amos Hochstein di Beirut pada Selasa (18/6) disampaikan ketika serangan terus meningkat di kedua sisi perbatasan.

Israel dan Hizbullah mulai baku tembak pada 8 Oktober, sehari setelah serangan mematikan Hamas di Israel selatan.

Serangan baru-baru ini, termasuk serangan drone Hizbullah terhadap tank Israel, Selasa, terjadi setelah serangan Israel yang menewaskan seorang komandan senior Hizbullah pekan lalu.

Hizbullah yang didukung Iran, yang bersekutu dengan kelompok militan Palestina Hamas, mengatakan bahwa mereka hanya akan berhenti menyerang jika ada gencatan senjata dalam perang Israel melawan Hamas di Gaza.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa dia berharap konflik ini berakhir tetapi siap untuk mengambil tindakan jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “bersikeras” untuk melakukan perang.

“Kami berharap perang akan berhenti segera, tetapi jika [Netanyahu] bersikeras berperang, dia akan membawa entitas Zionis ke dalam bencana dan akan membawa pihak lawan meraih kemenangan bersejarah yang besar dan membanggakan.”

Juru bicara pasukan pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan bahwa Hizbullah membuat Lebanon berisiko dalam upayanya menjadi “perisai bagi Hamas.” “Agresi Hizbullah yang semakin meningkat membawa kita ke ambang eskalasi yang lebih luas, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi Lebanon dan seluruh kawasan,” kata Hagari.

Utusan khusus Hochstein mendesak Hamas untuk menerima perjanjian gencatan senjata yang didukung AS. Itu, kata Hochstein, juga akan membantu meredakan konflik di sepanjang perbatasan selatan Lebanon.

Hochstein mengatakan gencatan senjata atau solusi diplomatik untuk menghentikan konflik Israel-Hizbullah adalah hal yang “mendesak.”

Laporan berita mengatakan bahwa sekitar 473 orang di Lebanon, termasuk 94 warga sipil, telah terbunuh sejak 8 Oktober. Para pejabat Israel melaporkan setidaknya 26 orang tewas di Israel akibat konflik tersebut, 11 di antaranya dikatakan adalah warga sipil. 

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah